Hidayatullah.com– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengaku akan merealokasikan anggaran dana Program Organisasi Penggerak (POP) sebesar Rp 595 miliar untuk membantu guru yang terdampak pandemi virus Covid-19.
Dia mengatakan anggaran tersebut bisa digunakan oleh para guru untuk kebutuhan pulsa selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Kami umumkan bahwa dana yang digunakan tahun ini akan direalokasi untuk membantu guru dalam bentuk pulsa di masa PJJ (pembelajaran jarak jauh) ini, jadi kami akan merealokasi untuk kebutuhan pulsa dan kebutuhan ekonomi guru yaitu pulsa juga dampak ekonominya besar bagi guru,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/08/2020).
POP sendiri, lanjut Nadiem, juga ditunda ke tahun 2021 karena adanya protes dari organisasi kemasyarakatan besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
“Jadinya program POP itu akan mulai di tahun 2021, jadi masih akan jalan tapi dengan memberikan kita waktu untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan yang sebagian direkomendasikan oleh organisasi-organisasi masyarakat besar yang saya sebut sebelumnya,” ujarnya.
Nadiem menegaskan, pihaknya akan kembali mengecek kelayakan dari proposal yang diajukan 156 ormas yang sudah lolos program organisasi penggerak selama masa evaluasi ini.
“Memastikan dan menjawab kecemasan masyarakat maupun ormas, kalau ada organisasi-organisasi di dalamnya yang lolos seleksi yang seharusnya tidak layak,” paparnya.
Baca: Menteri Nadiem Janjikan Kuota Internet pada Guru, Pelajar, dan Mahasiswa
Lebih jauh, Kemendikbud juga terus berupaya merangkul kembali tiga elemen pendidikan terbesar yang ada, Muhammadiyah dan PGRI yang hingga hari ini belum memutuskan bergabung kembali dengan POP, sementara NU sudah kembali.
“Harapan kami adalah dalam waktu dekat kami bisa membawa kembali PGRI dan Muhammadiyah kembali dalam program POP dan berbagai macam kolaborasi dengan pemerintah lainnya,” jelasnya.
Selain itu, Nadiem juga meminta ormas memanfaatkan waktu jeda penundaan ini untuk mempersiapkan program mereka dalam POP agar nanti semua sudah siap dimulai pada 2021.* Azim Arrasyid