Hidayatullah.com — Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri menolak laporan kasus kerumunan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) yang diduga dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu. Laporan sendiri dibuat oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan yang menuntut persamaan kedudukan di mata hukum.
“Pihak kepolisian yang tidak mau menerbitkan Laporan Polisi (LP) atas laporan kami. Laporan kami Diterima di TAUD (Tata Usaha dan Urusan Dalam) dan diberi stempel dianggap sebagai Dumas, padahal tujuan kami membuat LP,” keluh Ketua Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan, Kurnia, Kamis (25/02/21).
Kurnia mengaku bingung atas ditolaknya laporan polisi kepada Jokowi. ’’Kami mempertanyakan asas persamaan kedudukan di hadapan hukum apakah masih ada di republik ini?,’’ tanyanya.
Menurut Kurnia, kunjungan tersebut adalah kunjungan kepresidenan dan sudah terjadwal. Maka Presiden yang notabene memiliki alat kekuasaan untuk memitigasi adanya kerumunan pada saat kunjungan kepresidenannya sudah sepatutnya memberikan contoh kepada rakyat. Kerumunan yang terjadi nyata-nyata melanggar prokes dan diduga kuat telah melakukan tindak pidana pelanggaran kekarantinaan kesehatan.
“Tindakan Presiden Joko Widodo yang melempar-lemparkan bingkisan dari atas mobil sehingga mengakibatkan kerumunan secara nyata mencederai semangat perlawanan terhadap virus Covid-19 di republik tercinta ini,” keluh Kurnia.
Disisi lain, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyebut tidak ada laporan polisi atas kasus kerumunan di NTT yang diterima Bareskrim Polri. ’’Tidak ada laporan itu di Bareskrim,’’ tukasnya.
Sebelumnya sempat beredar viral video yang menunjukkan kegiatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (23/03/2021). Dalam video tersebut terlihat kerumunan warga yang menyemut di sekitar iring-iringan mobil Presiden Jokowi.
Masyarakat setempat ramai melambaikan tangan ke arah presiden. Jokowi pun merespons sambutan warga dengan membuka atap mobilnya, kemudian membalas lambaian tangan ke arah masyarakat. Terlihat juga presiden Jokowi melemparkan cenderamata ke arah kerumunan warga.*
Baca juga: Keadilan Memaknai “Kerumunan”, Seperti Menangkap Angin dengan Jaring Berlubang