Hidayatullah.com–Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, KH Ahmad Dahlan pro kebudayaan, dan menjadikan budaya sebagai sarana dakwah. Haedar meminta kepada kader dan elite Muhammadiyah untuk mendukung dan menaruh perhatian akselerasi kegiatan kebudayaan dan membangun kebudayaan berkemajuan.
Menurutnya, kader dan elite Muhammadiyah tidak boleh anti terhadap kebudayaan, sebab menurut Fatwa Majelis Tarjih kebudayaan bukan suatu yang diharamkan. “Kebudayaan bukan sesuatu yang diharamkan, bukan sesuatu yang dimakruhkan. Bahkan dalam Tarjih disebut sebagai berhukum mubah atau ibaha’/sesuatu yang dibolehkan,” katanya hari Jumat (20/8), dalam acara kebudayaan oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah pada 20 hingga 22 Agustus 2021.
Budaya baik dalam arti tradisi dan dalam arti luas memiliki arti penting, kata Haedar, budaya yang terintegrasi dengan dakwah dan tajdid untuk membangun kehidupan rahmatan lil alamin, maupun juga budaya membangun karakter akhlak utama. Menurutnya, kedua hal itu adalah orientasi dari risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Lewat LSBO, Haedar berharap Muhammadiyah mampu memelopori hadirnya dakwah yang terintegrasi secara ramah dan akomodatif dengan kebudayaan setiap tempat masing-masing sembari membawa misi akhlak dan sebagaimana risalah Nabi Muhammad. “Elemen kebudayaan yang berupa tradisi atau al-’urf ataupun kebudayaan dalam makna yang luas sebagai hasil dari sistem berpikir dan bertindak yang berpola dari seluruh masyarakat itu merupakan hal penting dalam Islam ketika terintegrasi dengan dakwah dan tajdid untuk membangun kehidupan yang bersifat melintasi,” jelasnya.
Tema ‘kampung’ yang dibawa oleh LSBO dipesankan Haedar supaya menjadi pedoman untuk mengaktualkan potensi berbagai karya seni budaya berbasis komunitas. Baik untuk kampung di lingkup adat, desa ataupun kampung di lingkup kota secara sabar dan telaten melalui proses yang benar.
Ia mengajak para kader merawat lingkungan, budaya, komunitas setempat. Hal ini karena peradaban itu dibangun di atas kesinambungan komunitas alam dan relasi alam dengan manusia.
Kepada warga, kader dan pimpinan, Haedar mengingatkan bahwa Muhammadiyah sejak masa Kiai Dahlan lekat dengan pendekatan seni dan kebudayaan dalam dakwahnya. Aspek ini menurutnya perlu untuk dipertajam oleh LSBO melalui momentum Kampung Kreatif.
“Tinggal bagaimana sekarang kita, warga, elit dan kader di seluruh jajaran untuk lebih menaruh perhatian pada kerja-kerja dan langkah-langkah kebudayaan,” pesan Haedar. “Kekayaan-kekayaan itulah yang perlu dihidupkan dan tugas LSBO saya pikir menghidupkan zaugh (pemahaman rasa) akal budi kita untuk dakwah memajukan kehidupan bangsa dan negara,” pungkasnya.*