Hidayatullah.com– Densus 88/Antiteror diduga menyergap dan menembak mati seorang dokter di Sukoharjo. Polisi menuding dokter tersebut merupakan penasihat Amir Jemaah Islamiyah (JI).
Anggota Densus tanpa peringatan menyergap Dokter Sunardi saat perjalanan pulang dari praktik di klinik Ponpes Ulul Albab Polokarto. Korban hendak pulang ke rumahnya di Keluharan Gayam, Sukoharjo, pada Rabu (9/3) sekitar pukul 21.15 WIB.
Polisi mengklaim Sunardi melakukan perlawanan dengan menabrakkan mobilnya ke mobil petugas. Ketika polisi meminta untuk berhenti, korban disebut malah mengendarai mobilnya secara zigzag hingga mengenai kendaraan yang melintas di jalan raya Bekonang-Sukoharjo. Mobil yang dikendarai dr Sunardi, menurut Polisi, baru berhenti setelah menabrak rumah warga.
“Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat jumpa pers virtual, Kamis (10/3/2022).
Setelah dugaan Densus menembak Sunardi, korban pun dibawa petugas ke RS Bhayangkara Polresta Solo, namun tak tertolong. Selanjutnya jenazah Sunardi dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk diautopsi.
Polisi menyebut dokter kelahiran 10 Mei 1968 tersebut terlibat dalam jaringan terorisme di tanah air. Dia disebut pernah menjabat sebagai amir khidmat dengan jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi.
“Yang bersangkutan sebagai penasihat Amir JI (Jemaah Islamiyah),” ujar Ahmad Ramadhan.
Pada Kamis (10/3/2022) malam, jenazah dokter Sunardi sudah dapat diambil oleh pihak keluarga dan telah tiba di rumah duka di Darmosari RT 1 RW 7 Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kota Surakarta.
Jenazah kemudian disalatkan di dalam rumah dan dimakamkan selepas Isya.
“Dimakamkan di permakamam muslim Polokarto nanti ba’da isya,” kata Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono mewakili keluarga di rumah duka.
Pihak keluarga mengecam tindakan Densus 88 Antiteror yang membunuh dokter Sunardi. Keluarga meyakini alamarhum tidak terlibat kasus terorisme apapun.
“Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau Pak Sunardi itu terlibat kasus terorisme,” kata Endro Sudarsono.
Terkait langkah hukum, ISAC masih akan berkoordinasi dengan keluarga dokter Sunardi dalam waktu dekat.
“Untuk langkah hukum, ini sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan kepada pihak keluarga. Karena tidak etis kalau saat ini langsung berbicara masalah hukum,” kata dia.*