Dukun Rara juga mengakui jika aksinya mengusir awan atau mendatangkan hujan melibatkan bantuan makhluk halus dari alam lain.
Hidayatullah.com—Dukun Rara Istiani Wulandari yang menjadi pawang hujan di gelaran MotoGP Mandalika terus menjadi kontroversi di masayarakat. Baru-baru ini ia mengaku memegang “remote langit” dan dibantu leluhur saat menjelaskan soal ritualnya sebagai pawang hujan.
Dalam acara video siniar Close The Door di Youtube milik Deddy Corbuzier pada Kamis (24/3/2022), sebagaimana dilihat oleh Hidayatullah.com, dukun Rara menjelaskan banyak hal terkait profesinya sebagai pawang hujan. Rara pun menjelaskan bagaimana ia melakukan pekerjaannya, salah satunya, ia mengklaim memegang “remote langit”.
“Aku tidak menerima pawang hujan, karena gini teori langit itu, atas izin Tuhan itu milik Rara,” ungkap Rara. “Di langit itu terisi teman-teman Rara para pekerja, pembalap, pokoknya pemerintah,” tambahnya.
Dukun Rara juga mengatakan bahwa di langit ada “AC besar” di mana ia yang memegang remot kontrolnya.
“Langit itu ada AC besar, AC besar itu remotenya di Rara,” klaimnya.
Rara juga mengakui jika aksinya mengusir awan atau mendatangkan hujan melibatkan bantuan makhluk halus dari alam lain. Namun ia tak mau menyebutnya sebagai jin, melainkan roh leluhur.
“Kalau memang ada alam lain, ada roh lain, Rara kan bilangnya leluhur. Kalau di Bali kan Dewa Dewi,” ujarnya.
Dalam ritualnya untuk memanggil matahari maupun hujan, Rara mengungkap membawa berbagai perlengkapan, yang ia adopsi dari berbagai budaya. Hal itu kalimnya agar ia bisa berkomunikasi dengan alam.
Perlengkapan Rara mulai dari cawan emas atau singing bowl asal Tibet, cabai dan bawang yang ditusuk ke tanah dari budaya Kejawen, hingga dupa.
“Ini ada bawang, cabe, bawang kemudian tusuk, sebeneranya ini kode alam semacam SOS lah,” ungkap Rara.
Rara menyebut jika cabe dan bawang yang ditusuk adalah kode darurat pada alam. Sehingga tahu jika di daerah tersebut sedang ada acara menunda hujan oleh pawang hujan.
“Karena awan dan alam lain tuh tahu kalau ada kode gini (cabe dan bawang yang ditusuk) lagi dipawangin,” katanya.
Dalam acara Close The Door itu juga, perempuan yang mengklaim jika ia dibayar hingga 3 digit untuk memberhentikan hujan di Mandalika tersebut juga mengaku jika sebelum melakukan ritual, dirinya pantang berhubungan seks.
“Iya, Rara nggak melakukan (hubungan seksual). Saya lebih menyatu dengan alam, karena sekarang sudah single parent. Kalau waktu punya anak, punya suami, waktu jadi pawang hujan itu ijin buat nggak kasih jatah (hubungan seksual),” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria menyebut kehadiran pawang hujan di gelaran seri kedua MotoGP 2022 di Mandalika, NTB adalah bagian dari gimik acara. Penampilan pawang hujan tersebut disebut bagian dari pemasaran untuk menunjukkan kearifan lokal.
Dony Oskaria dalam podcast Tolak Miskin, Rabu (23/3/2022), mengatakan pawang hujan itu sengaja ditampilkan sebagai bagian dari marketing untuk menyita atensi publik sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Indonesia.
“Itu (aksi pawang hujan) bagian dari local wisdom dan gimik lah,” katanya.*