Hidayatullah.com—Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menanggapi pemberitaan terkait cerita Jaksa Agung ST Burhanuddin yang pernah marah terkait fenomena terdakwa yang mendadak berpakaian agamis saat siding. Cholil menyatakan persetujuannya dengan sikap Jaksa Agung tersebut, terlebih bagi terdakwa korupsi.
“Setuju Pak Jaksa Agung RI. Saya dulu bertanya-tanya kenapa terdakwa ke persidangan pakaiannya mendadak kayak orang saleh,” ungkap Cholil melalui akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip oleh Hidayatullah.com, Jum’at (13/5/2022).
Cholil juga mengaku risih melihat atribut Muslim dikenakan oleh terdakwa tindak pidana, terlebih korupsi.
“Bahkan serasa risih melihat pakaian simbol muslim dipakainya. Saya dukung pakaian terdakwa itu khusus yang mudah dikenal, khususnya koruptor,” tuturnya.
Sebelumnya, Jaksa Agung ST Burhanuddin mengaku pernah marah terkait seragam terdakwa saat sidang yang mendadak berpakaian agamis, menggunakan peci dan hijab. Burhanuddin mengatakan, ia meminta agar pakaian terdakwa diganti saja menjadi rompi.
Bertandang ke podcast Deddy Corbuzier, Burhanuddin bercerita terkait koruptor yang tidak hanya berasal dari pekerja kerah putih, tetapi bisa juga yang memakai kaus oblong. Bahkan menurut Burhanuddin, ada juga koruptor yang berkedok memakai baju koko.
Oleh karena itu, Burhanuddin mengaku pernah marah ke bawahannya dan meminta agar terdakwa saat bersidang tidak menggunakan baju koko.
“Makanya selalu dikatakan bahwa koruptor itu adalah kerah putih, saya nggak tahu sekarang malah nggak pakai kerah putih lagi, pakai kaus oblong juga bisa. Jangankan kaus oblong, kayak ustad gini saja bisa,” kata Burhanuddin, dalam video di akun Youtube Deddy Corbuzier berjudul “GILA.. INI DALANG MINYAK GORENG SEBENARNYA!!”, Kamis (12/5/2022).
“Makanya saya melarang teman-teman itu di daerah, dulu itu kalau sidang, terdakwa itu pakainya, dikasih baju koko, pakai peci, saya marah, Mas. Kok begini, saya bilang, ‘Ganti,'” imbuhnya.*