Hidayatullah.com– Prinsip ekonomi dalam Islam yaitu seimbang dan lengkap serta tersusun sangat rapi, hanya saja ekosistem kehidupan ini akan menjadi rusak jika ada yang zalim.
“Karena ada yang rakus, ada yang zalim, sehingga ada kemiskinan dan lain sebagainya,” terang Chairman PT Sofyan Hotel, Riyanto Sofyan saat menjadi narasumber dalam Majelis Reboan di Gedung DPP Hidayatullah, Jakarta, yang membahas perihal Pengembangan Pariwisata Halal Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Umat, Peluang dan Tantangannya, Rabu (11/12/2019).
Islam yang diturunkan melalui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu tujuannya adalah dua. Pertama, al-falah artinya kesuksesan, keberhasilan. Kedua, hayatan thoyyibah (kehidupan yang baik).
“Dua hal itu hanya bisa tercapai jika ada yang dijaga, pertama adalah ad-din (agama Islam). Ini berbeda dengan pandangan umum yang menyebutkan kebutuhan utama manusia hidup itu adalah sandang, pangan, papan. Dalam syariah, kebutuhan yang pertama justru ad-din (keimanan), kemudian an-nafs (jiwa), al-aql (akal sehat), an-nasl (keturunan), dan al-maal (harta),” tegasnya.
“Kalau ad-din sudah ada di dalam diri kita, maka semua urusan akan selesai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Riyanto menjabarkan bahwa pasar halal benar-benar telah menjadi pasar besar dunia.
“Pasar halal sekarang di dunia itu yang terbesar. Jadi bukan hanya ceruk pasar lagi. Sudah jadi pasar utama,” tegasnya.
Pasar halal itu sendiri telah berevolusi, mulai dari makanan, keuangan, hingga gaya hidup.
“Gaya hidup di dalamnya ada pariwisata. Data dari SICTA-WTO menyebutkan bahwa ada 185 aktivitas usaha di bidang pariwisata yang memiliki pengaruh ekonomi terbesar. Kemudian World Bank menyebutkan pariwisata menjadi kontribuotor terbesar secara efisien dan cepat dalam peningkatan GDP, dan pertukaran warga dunia,” ulasnya.
Sekarang bagaimana Indonesia mampu memenangkan persaingan pasar halal global ini, terutama dalam bidang pariwisata.
“Langkah strategis yang harus dilakukan Indonesia adalah menciptakan dan mengembangkan ikon serta mempromosikan paket wisata halal unggulan Indonesia. Kemudian promosi dan aktif melaksanakan “leadership initiatives” guna meningatkan brand equity Indonesia sebagai destinasi utama wisata halal dunia,” urainya.
Langkah tersebut harus diambil, karena pasar pariwisata halal sangat tinggi, pada saat yang sama hal itu dapat menggerakkan seluruh komponen penggerak ekonomi kecil dan menengah di dalam negeri.
Majelis Reboan adalah forum disuksi dan berbagi perihal ekonomi di Indonesia yang dibidani langsung oleh Kepala Bidang Ekonomi DPP Hidayatullah, Asih Subagyo. Majelis ini rutin diselenggaran sepekan sekali tepat pada hari Rabu.* Imam Nawawi