Hidayatullah.com— Dalam sebuah pernyataan terbarunya, Front Pembela Islam (FPI) menyatakan, mestinya Indonesia kirim saja TNI dan mujahidin ke Palestina untuk melawan penjajah Israel karena melakukan kejahatan perang.
“Mestinya Indonesia kirim saja TNI dan mujahidin ke Palestina untuk melawan Israel yang nyata-nyata menjajah Palestina dan melakukan kejahatan perang, sesuai dengan amanat muqaddimah UUD 1945 bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan,” demikian pernyataan FPI yang dirilis dalam laman resmi fpi.or.id , Selasa (30/12/2014) kemarin.
Pernyataan FPI yang juga dimuat di akun Facebook Muhammad Rizieq Syihab juga menyinggung tantangan Salim At-Tamimi alias Abu Jundal Al-Indunisi atas nama kelompok Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (DAIS/IS) terhadap TNI, Polri dan BANSER, yang dinilai hanya “banyolan” dan tidak perlu ditanggapi serius.
Karena itu FPI menyarankan Indonesia tidak perlu ‘mencari muka’ dengan berkoalisi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memerangi IS, sebab masalah IS adalah murni masalah dalam negeri Iraq dan Suriah. [FPI: ISIS Bukan Ancaman Indonesia, Niat Pendirian Khilafah Tak Perlu Dimusuhi]
“Masalah IS adalah murni masalah dalam negeri Iraq dan Suriah. IS berontak terhadap pemerintah Iraq dan Suriah, serta mendirikan negara sendiri, karena dalam pandangan IS bahwa rezim yang memimpin Iraq dan Suriah telah zholim terhadap rakyat,” demikian pernyataan FPI.
FPI juga menilai, meski berbeda sikap dengan IS, namun cita-cita dan niat mendirikan khilafah Islam hal yang baik dan harus digelorakan.
“Mestinya, cita-cita luhur untuk mendirikan khilafah Islam dan melaksanakan tahthbiq Syariah, serta menggelorakan jihad untuk melawan musuh-musuh Islam di seluruh dunia harus didukung, bukan dimusuhi oleh negeri-negeri Islam.”
Hanya saja menyangkut sikap mereka yang menurut FPI ekstrim dengan menghancurkan makam para nabi sahabat yang tidak sepaham harus ‘dilawan’.
“Soal IS berpaham Wahabi dan bersikap ekstrim dengan menghancurkan sejumlah situs Islam seperti makam para Nabi dan para Sahabat serta para wali di Iraq dan Suriah, apalagi sampai membunuh ulama dan warga sipil yang tidak sepaham dengan mereka, memang wajib ditentang dan dilawan oleh Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah), tapi bukan dengan gabung bersama tentara kafir AS.”*