Hidayatullah.com– Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perhimpunan Al-Irsyad Nasir Ja’far Seff menilai, junta militer dan pemerintah Myanmar tidak toleran terhadap umat beragama Islam.
Penilaian itu atas upaya genosida terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya yang terjadi di negara Burma tersebut.
Demikian disampaikannya di acara Seminar Nasional: Save Rohingya gelaran Al-Irsyad bekerja sama dengan Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia (PULDAPII) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Al-Irsyad Mengutuk Keras Myanmar atas Genosida terhadap Etnis Rohingya
“Pemerintah Myanmar tidak menghargai agama minoritas Islam di Rohingya, itu yang menjadi masalah dalam kasus ini,” kata Nasir di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2016).
Bagi Natsir, pemerintahan Myanmar harus belajar dari Indonesia tentang toleransi beragama.
“Myanmar harus belajar pada Indonesia, toleransi beragama sangat dijunjung tinggi di sini, tidak ada cerita agama Buddha ditindas, dihina, dan dikucilkan. Sejarah membuktikan itu,” ujarnya.
PIARA: Di Myanmar telah Terjadi Genosida atas Etnis Rohingya sejak Lama
Agama Islam, jelas Natsir, merupakan agama yang menjunjung tinggi toleransi.
“Umat Islam selalu menjunjung tinggi silaturahim, teladan yang baik sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,” kata dia.* Ali Muhtadin