Hidayatullah.com– Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia mewanti-wanti agar orangtua senantiasa memahami bagaimana liburan menjadi ramah bagi anak-anak. Khususnya di musim libur lebaran Idul Fitri 1438 H kali ini.
Sekjen LPAI, Henny Roesmiati mengungkapkan, liburan adalah masa petualangan, masa yang tepat bagi anak untuk mengenal hal-hal baru.
Namun, kata dia, menurut studi Oliver James -seorang psikolog anak, justru ditemukan bahwa anak sesungguhnya mendambakan konsistensi dan repetisi ketika melalui waktu liburan mereka.
Apalagi bagi anak-anak yang masih belia, menurutnya, mereka membutuhkan rasa aman yang bisa terpenuhi, manakala mereka berada di tempat yang mereka kenal dengan baik atau dekat secara emosional.
Baca: Begini Suasana Liburan Mahasiswa LIPIA yang Tak Pulang
“Di tempat semacam itulah anak sudah mengidentifikasi apa yang mereka inginkan, mereka sukai, dan apa yang ingin mereka jauhi,” ujarnya dalam keterangan yang diterima hidayatullah.com Jakarta, belum lama ini.
Sehingga, ia berpesan, orangtua harus senantiasa amati tanda-tanda stres anak. Takar kadar petualangan agar tetap bisa dilalui anak secara adaptif. Pahami bahwa anak butuh adaptasi, dan masing-masing anak punya pola serta tempo adaptasinya masing-masing.
Kemudian, sambung Henny, berkaitan dengan tugas dari sekolah yang dinilai memberikan manfaat maksimal liburan bagi anak.
Faktanya, masih menurutnya, waktu belajar anak sudah sangat panjang. Apalagi berkat internet, jam belajar tidak lagi sebatas di sekolah. Belajar, terlebih yang berfokus pada kognisi, seolah menjadi aktivitas tak berkeputusan.
“Itu meletihkan bahkan memuakkan,” ungkapnya berpendapat.
Baca: Anak-Anak Suriah Gembira Bisa Merasakan Idul Fitri di Malaysia
Karena itu, terangnya, lebih baik jika selama liburan anak dibebaskan dari tugas sekolah. Biarkan anak lebih asyik dengan aktivitas motoriknya. Bebaskan anak dari keterkungkungan berpikir bahwa yang nomor satu adalah sekolah, sekolah, dan sekolah.*