Hidayatullah.com– Ketua Dewan Ahli Badan Wakaf Indonesia (BWI), KH Tolchah Hasan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi wakaf yang cukup besar.
Hal itu disampaikan pada acara BWI meluncurkan Buku Pedoman Akuntansi Wakaf di The Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (08/08/2017).
Sebagai bukti tentang besarnya potensi itu, mantan Ketua BWI menerangkan bahwa banyak lembaganya yang berkembang dari hasil wakaf dari zaman dulu.
“Di Bogor, di Banyu Suci itu 17 tahun yang lalu adek kami bernama Helminudin, dia memberitahu kalau dia mendapatkan wakaf tanah sekitar 300 m, saya suruh bangun mushalla tapi tiap minggu harus datang dan imami dan harus ada pengajian,” kisahnya.
Belum sampai 20 tahun, terangnya, sekarang tanah wakaf itu sudah menjadi pondok pesantren yang gedungnya bertingkat-tingkat. Bahkan jumlah muridnya mencapai ribuan.
BWI pun, sambungnya, pernah membangun masjid di atas tanah wakaf yang saat ini sudah sangat berkembang.
Baca: Rumah Wakaf: Kesadaran Masyarakat Berwakaf Meningkat 194 Persen
“Tahun 1974 kita bangun namanya Masjid Sabilillah yang dideklarasikan menjadi masjid pusat peradaban Islam,” kata mantan Menteri Agama ini.
Hal tersebut, katanya, merupakan kenyataan yang harus disyukuri dan dimanfaatkan ke depannya.
Selama lebih dari setengah umurnya, kata Tolchah, ia sudah berkecimpung dengan dunia wakaf di Indonesia.
“(Wakaf) itu sebagai perintah agama yang emang memberi manfaat bagi kehidupan manusia,” jelas pria yang sudah berumur 82 tahun ini.* Ali Muhtadin