Hidayatullah.com– Dugaan kolumnis harian Washington Post, Jamal Khashoggi dibunuh di dalam gedung Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, telah memperkuat pembahasan mengenai kebebasan pers dan keselamatan wartawan di seluruh dunia.
Kasus tersebut telah memicu kemarahan global yang dibarengi dengan tuntutan agar tewasnya Khashoggi diungkap kepada publik.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa Khashoggi. Apalagi kasus pembunuhan itu terjadi di wilayah diplomatik dan konsuler.
Baca: Parlemen Uni Eropa Desak Penyelidikan atas Hilangnya Khashoggi
“Diharapkan kasus segera terungkap agar publik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kasus ini perlu diungkap dengan jelas dan terang serta disampaikan terbuka kepada media tanpa ada yang ditutupi,” katanya dalam keterangan tertulis diterima hidayatullah.com, Senin (22/10/2018).
Menurutnya, dengan pengungkapan kasus pembunuhan itu, pemerintah Turki dan Arab Saudi bisa menindaklanjutinya dengan langkah-langkah hukum yang berlaku di wilayah masing-masing.
Selain itu, anggota DPR dari Fraksi PKS ini juga menyoroti perihal kebebasan pers.
Ia mengatakan, kerja-kerja jurnalis harus dilindungi, termasuk keselamatan jurnalis itu sendiri.
“Semua pihak perlu untuk melindungi dan menjaga kebebasan pers dan keselamatan wartawan di seluruh dunia,” tutup Kharis.
Baca: Saudi: Jamal Khashoggi Terbunuh di Konsulat Istanbul setelah “Pertikaian”
Sebelumnya, Arab Saudi mengakui jurnalis Jamal Khashoggi tewas di dalam konsulatnya di Kota Istanbul Turki, dalam perkelahian tetapi tidak menyebutkan di mana tubuhnya kini berada.
Hasil awal penyelidikan menunjukkan wartawan yang berdomisisi di AS itu meninggal setelah perkelahian terjadi di dalam gedung tak lama setelah dia masuk, kata Kantor Berita Sausi, SPA hari Sabtu .
Jaksa Agung Saudi Syeikh Saud al-Mojeb mengatakan Khashoggi meninggal setelah “diskusi” di konsulat yang berubah menjadi pertikaian.*