Hidayatullah.com– Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, sangat prihatin dan menyesalkan eksekusi mati otoritas Arab Saudi terhadap Tuti Tursilawati tanpa ada pemberitahuan kepada pihak Indonesia.
Indonesia, kata dia, sudah mengalami beberapa kali hal itu.
“Kita berharap ini yang terakhir dan tidak boleh terjadi lagi,” kata dia usai acara silaturahim PBNU-Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta semalam, Rabu (31/10/2018).
“Saya yakin pemerintah Arab yang sama-sama masuk dalam OKI dan dunia Islam perlu memahami betul dan menjadikan aspirasi dan keprihatinan ini sebagai hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan tidak terjadi lagi.”
Tuti Tursilawati merupakan tenaga kerja Indonesia asal Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat. Tuti divonis mati oleh pengadilan di Arab Saudi pada Juni 2011 dengan tuduhan membunuh majikannya.
Baca: Indonesia Protes Saudi Eksekusi Mati WNI Tuti Tursilawati
Nisma Abdullah, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia yang mendampingi kasus itu sejak awal, mengatakan, pembunuhan itu tak disengaja lantaran Tuti membela diri dari upaya pemerkosaan majikannya. Selama bekerja di rumah majikan itu, menurut Nisma, Tuti kerap mendapat pelecehan seksual hingga pemerkosaan.* Andi
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Baca: Pemerintah Agar Maksimal Lindungi TKI Pasca Eksekusi Mati Tuti