Hidayatullah.com—Ritual klenik di Pantai Selatan, Jember, Jawa Timur, pada Ahad (13/2) dini hari memakan korban. Sebanyak 11 orang telah dilaporkan tewas akibat tersapu ombak saat sedang melakukan ritual.
Para korban diketahui datang berasal dari berbagai daerah dan tergabung dalam Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Sejauh ini, diketahui terdapat 24 orang yang mengikuti ritual berendam di Pantai Selatan tersebut. Kelompok tersebut dipimpin oleh seorang pria bernama Nurhasan, 35 tahun asal Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sulorambi, Kabupaten Jember.
Kasat Polairud Jember AKP Muhamad Na’i, menyebut, rombongan datang ke kawasan Pantai Selatan yang berada di Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu dengan jarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Jember menggunakan sejumlah mobil.
“Mereka menumpang kendaraan roda empat jenis Elf, Datsun, dan Avanza berangkat dari kota (Jember),” jelas Na’i.
Sampai di pantai, mereka melakukan ritual hingga ombak menghantam dan menenggelamkan mereka. Namun, tidak semua rombongan ikut dalam ritual itu, sebagian menunggu di sisi lain pantai.
Petugas pantai sempat memperingatkan rombongan tersebut untuk tidak melakukan kegiatan di sekitar pantai karena ombak sedang tinggi. Namun, peringatan itu tak dihiraukan dan warga tetap melakukan ritual.
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan, ritual yang dijalankan para korban, dilakukan dengan berbagai tujuan. Di antaranya untuk menyelesaikan masalah keluarga, melancarkan usaha, hingga memudahkan mendapat pekerjaan.
“Kata guru spiritual mereka, masalah-masalah itu bisa diselesaikan secara ritual di Pantai Payangan,” ujarnya, dikutip dari Kompas TV, Ahad (13/2/2022).
Warga dan nelayan yang melihat warga tenggelam langsung menyelamatkan mereka.
Pencarian terhadap para peserta ritual klenik yang tewas terseret ombak di Pantai Selatan, Jember, diketahui telah dihentikan. Sebab seluruh peserta tewas berjumlah 11 orang sudah ditemukan.
Jenazah mereka ditemukan dalam kondisi beragam usai pencarian selama beberapa jam. Ada yang mengambang di perairan sejauh 1 km hingga terjepit di sela bebatuan karang Gumuk Semboja.
“Selama proses pencarian lebih dari 3 jam seluruh korban ditemukan. Awalnya ditemukan 10 korban yang mengambang dan terdampar ke tepian,” kata Hery Purnomo, dilansir oleh Kumparan.
“Kemudian, paling lama mencari 1 korban yang ternyata tersangkut di batu karang. Total ada 11 korban yang ditemukan,” tambah dia.
Polisi pun menyatakan masih menyelidiki kasus ini. 12 orang peserta ritual yang selamat bakal diperiksa intensif untuk dimintai keterangan, terutama untuk sang pemimpin ritual.
Polisi menyatakan sedang menyelidiki apakah ada tindak pidana dalam peristiwa tersebut.*