Hidayatullah.com–Ratusan orang warga Jalur Gaza berbaris antri di perbatasan Rafah pada Selasa pagi (22/2), ketika untuk pertama kalinya terminal perbatasan dibuka sejak aksi protes menggulingkan Hosni Mubarak melanda Mesir.
Begitu Hosni Mubarak menyatakan mundur, penduduk Gaza menyerukan agar pintu perbatasan dibuka dan mengatakan bahwa pemerintah Mesir yang baru punya kesempatan untuk mengakhiri blokade Israel atas wilayah pesisir pantai itu.
Direktur pos perbatasan di sisi wilayah Gaza, Ayyub Abu Sha’ar mengatakan bahwa perbatasan akan dibuka sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Meski demikian, pembatasan yang diterapkan pada Januari ketika Mesir dalam kondisi tegang, masih tetap berlaku.
Menurut Sha’ar, sekitar 300 orang pelintas dari Gaza menyeberang ke Mesir setiap harinya, termasuk di antaranya para pasien yang membutuhkan perawatan medis di luar Gaza, mahasiswa yang bersekolah di luar negeri atau pemegang hak tinggal di luar negeri. Mereka harus mendapatkan izin dari pihak berwenang Gaza dan Mesir untuk bisa melewati perbatasan Rafah.*