Hidayatullah.com–Kepala Otoritas Kualitas Lingkulang, Dr. Yusuf Ibrahim, mengingatkan bahwa sekitar 90% air tanah di Jalur Gaza tidak layak untuk digunakan manusia karena kadar garam yang tinggi.
Hal tersebut disampaikan Ibrahim dalam pertemuan dengan pejabat pekanan yang diselenggarakan biro penerangan pemerintah di kantornya di Gaza.
Dia menunjukkan penyesalannya karena selama melakukan kunjungan dan ikut dalam konferensi-konferensi nampak bahwa perhatian negara-negara Eropa terhadap linngkungan jauh lebih besar dibandingkan dengan perhatian negara-negara Arab, di mana Eropa mengalokasi anggaran sangat besar dalam masalah ini.
“Kita membutuhkan 20 tahun tidak mengambil air tanah agar bisa digunakan lagi,” ujar Ibrahim.
Terkontaminasi
Sebelum ini, Zionis-Israel sengaja membangun 26 buah sumur sangat dalam di sepanjang perbatasan Gaza dengan Tepi Barat yang Dijajah untuk menghambat mengalirnya air tanah bagi 1,5 juta warga Gaza.
WAFA mengutip laporan Al-Mezan Center for Human Rights tahun lalu melaporkan, penjajahan Zionis atas Palestina dan blokade atas Gaza menyebabkan bukan saja berkurangnya akses warga Palestina atas sumber air bersih tapi juga menurunnya kualitas air yang tersedia.
Sebanyak 95 persen dari sedikit saja sumber air yang tersedia sudah terkontaminasi dan kualitasnya jauh di bawah standar kesehatan WHO.
Menurut Al-Mezan, penjajah Zionis sengaja membangun 26 sumur sangat dalam di sepanjang perbatasan Gaza agar volume air yang bisa masuk ke Gaza terus berkurang.
Operation Scorching Summer yang membunuh 21 warga Gaza pada April lalu, Zionis sengaja mentarget dan menghancurkan instalasi-instalasi air minum dan irigasi serta saluran-saluran air di Jalur Gaza.
Lebih dari 80 persen air yang tersedia pun sudah terkontaminasi nitrat dengan kadar 8 kali lebih tinggi daripada kadar yang dianggap aman oleh WHO, sehingga anak-anak Gaza yang mengonsumsi air tersebut terancam berbagai penyakit.
Sebelumnya, LSM Sahabat Al-Aqsha telah menyalurkan dana amanah dari keluarga-keluarga di Indonesia untuk membangun tiga buah sumur air bersih di Jalur Gaza.
Satu buah sumur dibangun dengan dana sebesar USD 15 ribu – karena sulitnya proses pembangunan serta dalamnya sumur harus digali demi mendapatkan air tanah yang masih bersih.*