Hidayatullah.com–Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Zionis Israel, Amnon Lipkin Shahak, menilai bahwa melakukan perang kedua ke Jalur Gaza untuk saat ini adalah “pilihan yang benar”, bahkan sekalipun saat ini tidak ada payung dan dukungan internasional kepada entitas Zionis Israel sebagaimana diberikan dalam agresi pertama akhi tahun 2008 lalu.
“Shahak” mengisyaratkan bahwa kewajiban untuk melancarkan operasi militer besar di Jalur Gaza tergantung pada jatuhnya korban meninggal di kalangan Zionis yang disebabkan tembakan roket dari Jalur Gaza.
Dikutip Info Palestina, dia mengisyaratkan kemungkinan militer Zionis Israel “dalam setiap saat” melancarkan operasi militer besar dan kecil, dan mengkin menduduki kembali seluruh wilayah Jalur Gaza, meskipun ada dampak politik yang akan ditimbulkan.
Sementara itu komando militer Israel wilayah selatan telah melakukan pelatihan tentara Zionis setelah jatuhnya roket-roket Palestina di jantung kota Ashkelon.
Secara tiba-tiba, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Militer Israel, Benny Gantz, mengunjungi pangkalan angkatan udara Israel “Ramon”, yang dijatikan tempat melakukan latihan militer.
Dalam konteks terkait, perwakilan Zionis di Perserikatan Bangsa- Bangsa, Ron Bruce Orr, telah mengirim keluhan kepada Dewan Keamanan PBB atas berlanjutnya serangan roket yang jatuh ke wilayah Israel dari Jalur Gaza, dengan mengklaim bahwa lebih dari 70 roket dan mortir telah ditembakkan dari Jalur Gaza ke “Israel” sejak awal bulan Oktober.
Serangan Baru
Sementara itu, dikutip Sahabat al-Aqsha, Zionis ‘Israel’ berencana melakukan serangan baru berskala besar terhadap Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan Benny Gantz yang mengatakan, ‘Israel’ sedang menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan yang diarahkan pada infrastruktur sayap perlawanan Palestina tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan Grantz hari Selasa (15/ 11/ 2011) kemarin dalam rapat bersama Komisi Parlemen Luar Negeri dan Pertahanan. Ia menuturkan, serangan berskala besar kali ini harus dilakukan habis-habisan dan terencana dengan baik.
Ia mengatakan, ‘Israel’ sebisa mungkin akan memperpendek durasi serangan dengan mengandalkan kecerdasan dan gerak cepat. Anggota parlemen yang juga mantan kepala staf militer ‘Israel’ Shaul Mofaz mengatakan bahwa selama beberapa tahun belakangan ini, ‘Israel’ kehilangan banyak intelijen di Jalur Gaza.*