Hidayatullah.com–Para ajudan senior Presiden Amerika Donald Trump telah memulai diskusi pada Selasa (23/06/2020) untuk memberikan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu lampu hijau rencana penyelesaian aneksasi Tepi Barat.
Dengan target 1 Juli untuk memulai proses aneksasi yang telah ditetapkan oleh Netanyahu, Gedung Putih mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh menantu Trump sekaligus penasehat senior Jared Kushner, penasehat keamanan nasional Robert O’brein, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz dan duta besar Ameika untuk ‘Israel’ David Friedman, sebagaimana yang dikatakan oleh kantor pusat pemerintah Amerika dikutip dari Reuters (24/06/2020).
Ajudan senior Presiden AS Donald Trump memulai diskusi pada hari Selasa (23/06/2020) untuk memberikan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu lampu hijau untuk rencana rencana perampasan wilayah di Tepi Barat.
Dengan target 1 Juli Netanyahu untuk memulai proses aneksasi yang semakin mendekat, Gedung Putih mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh menantu Trump sekaligus penasehat senior Jared Kushner, penasehat keamanan nasional Robert O’brein, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz dan duta besar Ameika untuk ‘Israel’ David Friedman, sebagaimana yang dikatakan oleh kantor pusat pemerintah Amerika dikutip dari Reuters (24/06/2020).
Trump, yang telah dikecam oleh Palestina dan negara-negara Arab atas dukungannya kepada Netanyahu, tidak berpartispasi dalam rapat tersebut. Tapi kantor pemerintahan mengatakan bahwa ia dapat bergabung nanti setelah pembahasan minggu ini berlanjut.
Di bawah proposal perdamaian Timur Tengah yang diluncurkan oleh Trump pada bulan Januari, diperkirakan bahwa Amerika Serikat akan mengakui permukiman ilegal Zionis – yang dibangun di atas wilayah milik Palestina – sebagai bagian dari ‘Israel’.
Proposal Trump menginginkan untuk menciptakan negara Palestina di bawah rencana perdamaian yang lebih luas tetapi memaksakan kondisi yang seperti penjajahan di atasnya. Para pemimpin Palestina telah sepenuhnya menolak inisiatif tersebut.
Dengan dorongan dari Trump, Netanyahu bermaksud untuk meluncurkan proyeknya memperluas kedaulatan atas pemukiman Palestina dan lembah Jordan, dengan mengandalkan persetujuan AS. Sebagian besar negara memandang permukiman ‘Israel’ sebagai ilegal, dan para pemimpin Palestina menyuarakan kemarahan atas prospek aneksasi tersebut.
Di antara opsi-opsi utama yang dipertimbangkan AS adalah proses bertahap di mana ‘Israel’ pada awalnya akan menyatakan kedaulatan atas beberapa pemukiman yang berdekatan dengan Yerusalem, bukannya 30% Tepi Barat yang dibayangkan dalam rencana awal Netanyahu.
Trump belum menutup pintu untuk aneksasi yang lebih besar, tetapi kekhawatiran bahwa membiarkan ‘Israel’ bergerak terlalu cepat dapat membunuh harapan untuk menarik warga Palestina ke dalam pembicaraan mengenai rencana Trump, ujar sebuah sumber dari kementrian AS.
Ada juga kekhawatiran terhadap tentangan dari Yordania, satu dari hanya dua negara yang memiliki perjanjian damai dengan ‘Israel’, dan dari negara-negara Teluk yang diam-diam memperluas keterlibatan dengan ‘Israel’.
Para pejabat pada hari Selasa mengadakan apa yang oleh satu sumber disebut “diskusi internal informal.” Tidak ada keputusan yang diambil pada pertemuan itu, yang dihadiri Kushner sebelum pergi bersama Trump dalam perjalanan ke Arizona, kata pejabat AS tersebut.
Washington juga telah menegaskan bahwa mereka menginginkan agar pemerintah ‘Israel’, yang terbagi atas masalah ini, untuk mencapai konsensus.*