Hidayatullah.com–Delapan belas warga Gaza syahid dalam serangan udara ‘Israel’ hari Sabtu (10/ 3/ 2012) kemarin. Juru bicara bagian pelayanan medis Gaza, Adham Abu Salmiya mengatakan, selain korban tewas, sebanyak 26 orang Palestina terluka akibat serangan Zionis.
“Dan lima orang di antaranya terluka parah,” ujarnya seperti dikutip Maan News.
Korban tewas terakhir dilaporkan bernama Mahdi Abu Shawish, 24. Abu Shawish diketahui terlibat dalam sayap bersenjata Komite Perlawanan Rakyat (PRC).
Hari Jumat (9/ 3/ 2012) kemarin, pemimpin PRC juga dilaporkan tewas akibat serangan udara Zionis.
Brigade Al-Nasser Saladin mengatakan, serangan udara yang terjadi sabtu Siang kemarin di Utara Beit Hanoun telah melukai beberapa pejuangnya.
Beberapa jam sebelumnya, sebuah pesawat tak berawak melancarkan serangan ke sebuah sepeda motor di Timur Khan Younis. Akibat serangan ini, dua orang laki-laki dilaporkan tewas.
Hari Sabtu itu juga, pesawat tempur ‘Israel’ membombardir lokasi para Mujahidin pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam di Barat kota Gaza. Serangan ini melukai tiga orang anggota brigade tersebut.
Menurut beberapa saksi mata, lokasi serangan itu kini dalam keadaan hancur lebur. Dan bahkan beberapa jendela di apartemen yang berada di dekat lokasi kejadian ikut hancur.
Militer ‘Israel’ mengatakan bahwa serangan dilakukan untuk membalas 90 buah roket yang ditembakkan ke wilayah ‘Israel’ dan menyebabkan empat orang terluka.
Jihad Islam mengatakan, sejak hari Jumat, sebanyak sepuluh orang pejuangnya telah tewas.
Atas semua serangan bertubi-tubi ini, juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri meminta pemerintah Mesir untuk membantu mengakhiri kezaliman di Gaza.
Abu Salmiya juga meminta seluruh organisasi internasional dan badan HAM untuk memenuhi komitmen mereka menghentikan pertumpahan darah di Gaza.
Salmiya mengatakan, setelah krisis obat-obatan dan listrik di Gaza, kini militer yang beroperasi di Jalur Gaza membutuhkan bantuan secepatnya untuk menyelamatkan Gaza dari bencana kemanusiaan.
Butuh Senjata
Pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina Khaled Bathas menegaskan tidak ada waktu lagi untuk berbicara tentang gencatan senjata di tengah berlanjutnya agresi Zionis Israel ke Jalur Gaza.
Bathas mengatakan, gerakan Jihad Islam akan terus melancarkan serangan balasan dengan kuat atas kejahatan penjajah Zionis Israel yang menginginkan perlawanan Palestina melakukan gencatan dengan standar yang dipaksanakan. Dia menolak menerima gencatan semacam itu.
Terkait dengan kemungkinan adanya kontak Mesir untuk mengembalikan kepada gencatan di kawasan, Bathas mengatakan bahwa apapun upaya Mesir disambut baik, namun tidak akan membuahkan hasil selama penjajah Zionis Israel melanjutkan serangannya ke Jalur Gaza.
Karenanya, Bathas menyerukan negara-negara Arab untuk mempersenjatai kekuatan-kekuatan perlawanan Palestina agar mampu membela warganya yang terisolasi, siang malam mengalami gempuran pesawat-pesawat buatan Amerika.*