Hidayatullah.com—Teriakan dan kecaman mewarnai sidang parlemen Israel Knesset, ketika Ketua Parlemen Eropa Martin Schulz berpidato di Yerusalem belum lama ini. Schulz yang berbicara dalam bahasa Jerman menceritakan tentang sulitnya kehidupan warga Palestina.
Warga Palestina ingin hidup “dalam perdamaian dan ingin bisa bebas bepergian”. Tapi Israel mencegah hal itu, kata Schulz yang sebelumnya berkunjung ke Ramallah. Ia juga mengeritik blokade Israel di Jalur Gaza dan mengatakan, blokade itu membuat warga Palestina frustasi. Hal ini tidak membuat Israel jadi lebih aman, malah mungkin makin tidak aman.
Namun anggota parlemen dari partai kanan Rumah Yahudi marah-marah mendengar pidato Schulz. Mereka meninggalkan ruang sidang sambil berteriak: “Ini memalukan!”
Menteri Ekonomi Israel Naftali bennet menuntut agar Martin Schulz meminta maaf.
“Saya menuntut Ketua Parlemen Eropa menarik kembali kata-kata bohongnya”, tulis Bennett di Facebook.
“Saya tidak menerima kebohongan dari seorang Jerman,”ujarnya dikutip DW. DE.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Schulz melihat masalah Israel dan Palestina terlalu sepihak. Ia terlalu menganggap remeh ancaman terhadap Israel. Netanyahu selanjutnya mengatakan, banyak yang mengeritik Israel tanpa mengenal fakta-fakta di lapangan.
Schulz tolak kritik
Ketua Parlemen Eropa Martin Schulz menolak kritik dari partai kanan Israel.
“Mereka yang mengeritik saya berasal dari partai garis keras. Mereka mengecam semua kata-kata kritis, mereka juga menyerang Menlu AS (John Kerry)”, kata Schulz.
Ia selanjutnya menerangkan, pidatonya di depan Knesset adalah pidato pro-Israel. “Tapi saya juga wajib menerangkan posisi Uni Eropa. Saya tidak bisa hanya menyebutkan hal-hal yang menyenangkan semua pihak. Saya juga harus memaparkan hal-hal yang kontroversial.”
Schulz mengaku terkejut dengan kerasnya kritik dari sebagian anggota parlemen Israel. “Saya kaget dengan reaksi keras ini. Karena pidato saya justru pro Israel”.
Hubungan khusus dengan Israel
Dalam pidatonya di Knesset Martin Schulz menceritakan pertemuannya dengan seorang pemuda Palestina yang bertanya, mengapa warga Israel bisa menggunakan 70 liter air sehari, sedangkan warga Palestina hanya boleh menggunakan 17 liter. Anggota parlemen dari partai Rumah Yahudi langsung protes dan meninggalkan ruangan.
Tapi Ketua Parlemen Eropa itu menerangkan, pada akhir pidatonya banyak anggota parlemen Israel yang menyambut dan bertepuk tangan.
“Uni Eropa punya hubungan khusus dengan Israel, tapi itu tidak berarti kami harus setuju dengan semua keputusan pemerintah Israel”, tandasnya.
Sebuah laporan PBB tahun 2012 menyebutkan, konsumsi air di pemukiman Yahudi enam kali lebih tinggi dari konsumsi air warga Palestina di Tepi Barat Yordan. Kelompok hak asasi Israel baru-baru ini menyebutkan, konsumsi air warga Israel 3,5 kali lebih tinggi dari warga Palestina.*
Ketua Parlemen Eropa Martin Schulz mengeritik politik Israel atas Palestina dalam pidato di Knesset. Beberapa anggota parlemen Israel geram dan meninggalkan ruang sidang sebagai protes.