Hidayatullah.com–Presiden Palestina Mahmoud Abbas memilih Perdana Menteri untuk memimpin pemerintah persatuan pada hari Kamis (29/5/2014), kecuali masih terkendala untuk jabatan urusan luar negeri,” kata para pejabat.
Abbas mengirim “surat penunjukan” untuk Rami Hamdallah, yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri dalam pemerintah berbasis di Tepi Barat, kata seorang pejabat di Ramallah.
“Pemerintah siap, hanya ada satu masalah. Fatah dan Hamas menolak Riyad al-Malki sebagai Menteri Luar Negeri, figur yang Abbas bersikeras menduduki posisi itu,” kata pejabat itu kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Diberitakan juga oleh Ahram, Malki adalah diplomat veteran yang telah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sejak tahun 2007.
Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan, gerakan Islam itu menginginkan pos kementerian luar negeri ditempati oleh Ziyad Abu Amer, salah satu dari dua Wakil Perdana Menteri saat ini di bawah Hamdallah.
Hamas dan PLO yang didukung Barat dan didominasi oleh partai Fatah pimpinan Abbas, menandatangani perjanjian rekonsiliasi tak terduga pada tanggal 23 April untuk mengakhiri tahun pahit dan persaingan berdarah.
Berdasarkan ketentuan dari kesepakatan, kedua belah pihak akan bekerja sama untuk membentuk “pemerintahan mandiri” teknokrat yang akan membuka jalan bagi pemilu yang lama tertunda.
Perjanjian tersebut memberi mereka lima minggu untuk membentuk pemerintah persatuan yang telah diumumkan pada 28 Mei.
“Jika masalah ini diselesaikan hari ini dan Abbas setuju untuk tidak menunjuk Malki, maka pemerintah akan diumumkan dalam beberapa jam ke depan,” kata pejabat itu.*