Hidayatullah.com—Pasukan pendudukan ‘Israel’ mengisolasi Gubernur Otoritas Palestina di Yerusalem (Baitul Maqdis) yang diduduki di kampung halamannya di Silwan, Yerusalem Timur, kantor berita Wafa melaporkan.
Gubernur Adnan Ghaith juga dilarang melakukan kontak dengan lebih dari 50 orang, termasuk Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Mohammed Shtayyeh.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor gubernur menganggap ini sebagai tindakan berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Gubernur Yerusalem itu.
Hal itu, menurut pernyataan tersebu, terjadi dalam konteks pendudukan ‘Israel’ yang memaksakan kedaulatan atas Yerusalem yang diduduki. Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa negara penjajah ‘Israel’ berusaha menghapus dan mengakhiri kehadiran Palestina di kota suci tersebut.
Langkah ini dilakukan setelah pasukan ‘Israel’ mengeluarkan perintah bulan lalu yang membatasi pergerakannya di Yerusalem.
Namun, langkah seperti itu tidak mengherankan mengingat Ghaith yang telah ditahan dan kediamannya digerebek beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir. Kejahatan tersebut merupakan pelanggaran berkelanjutan pemerintah Zionis terhadap pejabat, aktivis, dan institusi Palestina di Yerusalem yang diduduki.
Awal tahun ini, Ghaith dilarang memasuki Tepi Barat yang diduduki selama enam bulan berturut-turut oleh tentara ‘Israel’, dengan dalih bahwa dia berpartisipasi dalam “kegiatan ilegal dan kekerasan”.
Perintah lain dikeluarkan oleh Komandan Umum Distrik Pusat pendudukan ilegal ‘Israel’, yang mencegah Adnan Ghaith untuk berkomunikasi dengan PA.
Negara Yahudi itu mengklaim bahwa aktivitas Ghaith di kota itu merongrong otoritasnya, namun, dalam kasus apa pun, pendudukan tidak memberikan bukti untuk membenarkan penahanan lanjutan Ghaith.*