Hidayatullah.com–Pemerintah Zionis-Israel menerapkan larangan masuk bagi warga Al-Quds yang akan melaksanakan ibadah di dalam Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan ibadah jum’at pertama di bulan Ramadhan.
Kepolisian Zionis dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) hari Jumat, (04/07/2014) mengklaim bahwa peraturan diterapkan untuk laki-laki saja.
Sementara radio Zionis mengabarkan, pasukan Zionis dengan kekuatan penuh dari satuan kepolisian ini ditempatkan di semua sudut al-Aqsha dan Kota Lama. Mereka mengantisipasi terjadinya kegoncangan di awal Jumat Ramadhan ini.
Komandan kepolisian Israel mengancam, pihaknya akan melakukan tindakan tegas kepada siapapun yang akan mengganggu ketertiban umum.
Sebelumnya, Israel menyebutkan, pihaknya memutuskan untuk memberlakukan peraturan kepada semua warga Palestina dari Tepi Barat yang akan memasuki Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan ibadah sholat Jumat.
Pihaknya tidak akan mengizinkan laki-laki yang berumur kurang dari 40 tahun memasuki Al-Aqsha, kecuali pendudukan Hebron dan pelosoknya sama sekali tidak diperbolehkan memasuki masjid.
Menutup Perlintasan Refah
Sementara itu, pemerintah Mesir semenjak Rabu kembali menutup perlintasan Rafah yang berada di selatan Jalur Gaza setelah dibuka secara kasuistik bagi jamaah umrah Jalur Gaza dan kembalinya mereka.
Sumber dari pejabat di Badan Perlintasan menegaskan, Mesir menutup gerbang perlintasan dari dua sisi setelah dibuka 3 hari berturut-turut bagi jamaah umarah dan kembalinya sejumlah musafir yang tertunda.
Selain membuka bagi jamaah umrah Palestina ke Mekah, Mesir menahan 18 jamaah tanpa sebab.
Sementara itu, kafilah Miles Of Smile 28 berhasil tiba di Gaza pada saat perlintasan Rafah dioperasikan di hari pertama.
Hari Ahad, Mesir membuka perlintasan Rafah sebagai pengecualian sampai Selasa sore khusus bagi jamaah umrah dan warga yang terkatung di sisi bagian Mesir namun untuk kebutuhan kemanusiaan belum diizinkan.
Sejak Mohammad Mursy dikudeta, Mesir hanya membuka perlintasan Rafah beberapa hari dan menutupnya kembali.*