Hidayatullah.com—Seorang ilmuwan Israel mengatakan, dalam beberapa tahun ke depan Israel akan hancur ditandai dengan keroposnya jiwa dan mental generasi mudanya di usia dini.
Pernyataan ini di sampaikan seorang peneliti dan sosilolog Israel. Dr. Zev Odit Manahem, spesialis dalam ilmu sosilogi di situs Tribute, sebagaimana dikutip laman PIC.
Zev Odit Manahem secara terus terang mengkhawatirkan hal tersebut saat wawancara dengan televisi Israel, Channel 10. Inilah jawabannya;
“Pukul 9.30, 13 Agustus lalu kira-kira, Channel 10 Israel menayangkan laporan tentang kehidupan sebuah keluarga Yahudi asal Argentina di salah satu pemukiman di wilayah “sabuk” Gaza. Ketika mereka bertanya kepada seorang bocah berusia 10 tahun, apa yang kamu takutkan secara umum?”
Bocah kecil itu menjawab, “Saya takut orang Arab keluar dari terowongan bawah tanah dan membawa saya saat saya tidur.”
Jawaban itu membuatku sebagai analisis data di ilmu sosiologi di hadapan pada fakta mengejutkan yang saya tidak tahu bagaimana gambaran Arab tertanam di benak generasi baru Israel.
Selama ini generasi Israel kita terbiasa dengan gambaran Arab penakut, penipu, pembuat makar dengan mamakai peci dan ikat kepala melingkar, gemuk yang mengendarai keledai selalu, maka telur rebus, sarden dan minum teh. Gambaran Arab dalam generasi saya adalah teroris penakut, atau serdadu yang menyerah dalam perang “kemerdekaan” (penjajahan Israel di Palestina tahun 1948) dan perang enam hari tahun 1967.
Sebalik dalam benak generasi kami, serdadu Yahudi adalah tak tertandingi sampai PLO kami usir dari Libanon.
Namun semua gambaran itu sirna dan berubah secara mengakar dan berubah dengan sangat berbahaya. Anak-anak Israel di wilayah selatan yang usianya 10-an tahun kini menggambarkan Arab –terutama Hamas– sangat menakutkan dan horor sebagai makhluk yang keluar dari tanah untuk menculik serdadu-serdadu kami, mereka melihat Hamas di media massa membunuh serdadu Israel yang kami pelajari di sekolah-sekolah sebagai ‘tak tertandingi’.
Kami tak lupa gambaran kehidupan di tempat persembunyian “bunker” dan suara sirine dan tangisan ibu-ibu yang kabur ke tempat persembunyian semuanya menunjukan kami lemah, generasi mendatang kami secara tak sadar adalah anak-anak yang memiliki gambaran bahwa Hamas adalah musuh kejam tak memiliki belas kasihan dan kami kalah menghadapinya.
Anak-anak itu akan menjadi serdadu setelah 8 tahun dan saya bertanya-tanya generasi macam apa yang akan membela Israel sementara dia terdidik ketakutan menghadapi musuh kami. Generasi macam apa yang akan menjaga kami di masa mendatang dari aksi pembantaian yang dilakukan Arab di masa mendatang sementara mereka melihat komandan mereka kalah di Gaza?
Mereka generasi yang terbina oleh serangan roket Hamas di tempat persembunyian dan suara sirine bukanlah generasi milter petarung seperti bapak-bapak mereka, namun akan menjadi generasi gamang dan ketakutan melihat pasukan bertopeng Hamas yang keluar dari mulut terowongan bawah tanah.
Karena itu, Israel harus menggambarkan gambaran Israel yang pemberani. Kejiwaan generasi Israel saat ini harus diobati. Bisakah?,” ujarnya.*