Hidayatullah.com—Tidak kurang tujuh pejuang perlawanan Palestina, satu di antarnya komandan wilayah bagian tengah di Brigade Al-Quds dan dua lagi dari Brigade Al-Qassam serta 13 lainnya mengalami luka kritis dalam serangan udara Penjajah Israel hari Senin (30/10/2017) ke sebuah terowongan di timur Khan Yunis, Jalur Gaza bagian selatan. Sampai saat ini proses pencarian korban masih dilakukan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan kepada Pusat Informasi Palestina (PIC) bahwa korban baru serangan udara Israel ke terowongan pejuang perlawanan di timur Khan Yunis meningkat menjadi tujuh orang dan 13 orang luka kritis. Korban secara susul menyusul di bawah ke RS Syuhada Al-Aqsha di Jalur Gaza bagian tengah.
Qadurah menambahkan, korban yang gugur adalah; Ahmad Khalil Abu Umranah (25), Umar Nashar Falit (27), Mishbah Shaber (30), Arafat Abdullah Abu Mursyid, Hasan Ramadhan Abu Husnain, Muhammad Marwan Al-Agha (22), Husam Jihad Abdullah Samiri (32).
Baca: Israel Akui Aksi Membanjiri Terowongan Gaza yang Dilakukan Mesir atas Permintaannya
Sampai hari ini, proses pencarian korban yang masih hilang masih akan dilakukan di tengah gelap gulita dalam terowongan. Korban yang belum ditemukan sekitar 6 orang.
Dikutip Middle East Monitor, tim pencari terpaksa berhenti bekerja semalaman karena Penjajah Israel memotong pasokan listrik ke daerah tersebut dan memompa gas beracun ke terowongan. Diperkirakan hari ini akan dilanjutkan pencariannya.
Dua orang syuhada dari Brigade Al-Qassam gugur saat melakukan evakuasi pejuang dari Brigade Al-Quds di sebuah terowongan yang diserang Israel di timur Khan Yunis.
Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islami menyatakan, empat orang pejuangnya yang gugur adalah Arafat Abu Mursyid, komandan wilayah tengah Gaza dan deputinya Hasan Abu Husnain. Mereka mengumumkan kepada bangsa Arab dan Islam atas gugurnya syuhada Jihad Islami akibat serangan pengecut Israel di Khan Yunis.
Dua orang yang gugur dari Brigade Al-Qassam adalah Mishbah Fayeq Shaber, Muhammad Marwan Al-Agha (22) yang gugur saat menyelamatkan korban.
Sementara itu, warga Palestina yang menyambut kedatangan korban di RS meluapkan kemarahan mereka kepada Penjajah Israel.
Brigade Al-Quds sendiri mengumumkan siaga satu di Jalur Gaza dan menyatakan semua pilihan terbuka untuk membalas aksi ini.
Sementara pihak Penjajah Israel, pada Senin siang mengatakan, terowongan tersebut digali dari Jalur Gaza menuju wilayah Israel, dekat dengan Kibbutz Kissufim diledakkan dengan sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Juru Bicara IDF, Ronen Manelis dikutip media Zionis, haaretz, mengatakan terowongan itu adalah “pelanggaran berat atas kedaulatan Israel” yang memerlukan sebuah respon militer.
“Kami akan menyakiti siapapun yang mencoba menyakiti kita,” ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah aksi pembunuhan itu.
Baca: Makin banyak Terowongan Bawah Tanah, Yahudi Milih Kabur
Pasca Perang 2014 pejuang Hamas berhasil menangkap tentara Penjajah Israel dengan memasuki negara illegal tersebut melalui terowongan rahasia.
Dibantu Mesir, Penjajah Israel mengklaim telah menghancurkan 32 terowongan, dan sejak saat itu memprioritaskan penghancuran terowongan baru.
Milisi Pejuang Jihad Islam memperingatkan bahwa penghancuran terowongan oleh penjajah Israel yang dari Jalur Gaza ke Israel merupakan “eskalasi berbahaya” dan akan melakukan pembalasan di saat yang tepat.
Juru bicara Jihad Islam Daoud Shehab mengatakan pemboman Israel terhadap “sebuah terowongan perlawanan adalah agresi teroris” dan faksi-faksi perlawanan Palestina akan mempertahankan hak untuk melawan “pada saat yang tepat”.*