Hidayatullah.com–Wakil Presiden AS Mike Pence memulai kunjungan ke Israel pada hari Ahad setelah disebut sebagai “teman baik” oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan juga kecaman dari Palestina dan masyarakat internasional mengenai pengakuan AS atas Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota Israel.
Dilansir dari Daily Sabah, Pence disambut di Bandara Ben-Gurion Tel Aviv oleh menteri pariwisata Israel dan tidak memberikan pernyataan kepada wartawan sebelum pergi ke Yerusalem.
Kunjungan ini menandai pertama kalinya pejabat tinggi setaraf pemimpin negara dari AS bertandang ke dua negara yang dekat dan terlibat langsung dalam pusaran isu Baitul Maqdis sejak Presiden Donald Trump membuat deklarasi sepihak tersebut pada 6 Desember 2017 lalu dan berjanji akan memulai proses perpindahan kedutaan Amerika ke kota tersebut, yang statusnya merupakan jantung konflik Israel-Palestina.
Di Amman, Pence telah berdiskusi dengan Raja Abdullah II dari Yordania. Usai dialog tersebut, keduanya menyatakan ‘setuju untuk tak sepakat’ terkait langkah unilateral AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Demikian seperti dikutip dari The Guardian (22/1/2018).
Usai dialog dengan Pence, Raja Abdullah mengatakan bahwa Yordania tetap mendukung agar ‘Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara Palestina yang merdeka, hidup bersandingan bersama penjajah Israel’.
Perjalanan Pence ke wilayah tersebut ditunda selama lebih dari sebulan karena keputusan AS mengenai Yerusalem menimbulkan keresahan yang meluas dan menarik penghukuman dari para pemimpin daerah.
Pada bulan Desember, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan ulama terkemuka Mesir dan Kristen membatalkan pertemuan dengan Pence mengenai keputusan Yerusalem.
Baca: 10 Cara, Anda sudah Membantu Yahudi-Israel
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kemarahan dunia Arab karena Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada 6 Desember telah membuat rencana pertemuan selama lawatan Pence ini dibatalkan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak menemui Pence karena pengumuman Trump itu. Biasanya, kunjungan petinggi Amerika ke kawasan selalu mencakup pertemuan dengan Palestina.
Netanyahu sendiri, beberapa jam sebelum Pence tiba di Tel Aviv, memuju dengan menyebut Pence sebagai ‘teman baik negara palsu Israel’. Ia juga mengatakan bahwa keduanya akan membahas isu agresi dan nuklir Iran serta perdamaian dan keamanan di kawasan. */Sirajuddin Muslim