Hidayatullah.com— Diperkirakan 200 ribu warga Palestina dari Tepi Barat terjajah dan wilayah Palestina terjajah 1948 berkumpul di Masjidil Aqsha, Timur Baitul Maqdis, untuk melaksanakan shalat Jum’at pertama di bulan Ramadhan.
Sejak Jum’at (18/05/2018) pagi, otoritas penjajah Zionis telah memperketat keamanan di sepanjang Tepi Barat terjajah dan Timur Baitul Maqdis. Ribuan serdadu Zionis disebar di pintu-pintu masuk Kota Tua Baitul Maqdis dan di sepanjang jalan-jalan sekitarnya, serta lorong-lorong.
Sementara Direktur Masjidil Aqsha Syaikh Omar Kiswani dikutip Anadolu Agency memperkirakan sekitar 200.000 jamaah diperkirakan menghadiri shalat Jum’at di tempat suci ketiga ummat Islam itu. “Terlepas dari seluruh langkah-langkah (keamanan) penjajah Zionis, ribuan orang tumpah ruah di kompleks Masjidil Aqsha –dari Tepi Barat dan wilayah-wilayah Palestina terjajah 1948– sejak pagi,” katanya. “Sekitar 100.000 tetap tinggal untuk mengikuti shalat Tarawih dan 20.000 hingga shalat Subuh,” tambahnya. Dinas Wakaf Islam di Baitul Maqdis yang dikelola Yordania, jelas Kiswani, menyediakan makanan gratis untuk jamaah.
Jameel Barak, warga Palestina berusia 40 tahun dari kota Al-Khalil, Tepi Barat, mengatakan pada Anadolu Agency bahwa ini merupakan kali pertamanya mengunjungi Al-Aqsha dalam 25 tahun. “Saya datang ke sini hari ini untuk shalat Jum’at bersama istri dan dua anak saya,” katanya. “Akan tetapi, anak tertua saya berusia 15 tahun, jadi ia tidak bisa bergabung dengan kami.”
“Saya takjub dengan kesucian Al-Aqsha,” ungkap Barak. “Saya berencana datang setiap Jum’at selama Ramadhan dan tinggal untuk shalat Tarawih.”
Dalam khutbah Jum’atnya, Syeikh Mohamed Hussein, Mufti Baitul Maqdis, mengecam relokasi Kedubes AS ke Baitul Maqdis. Ia menyerukan negara-negara Arab dan Muslim untuk menarik duta besar mereka dari negara manapun yang mengikuti arahan AS dan memindahkan kedubesnya ke Baitul Maqdis.
Sebelumnya, Dinas Wakaf Islam di al-Quds dikutip PIC menyebutkan bahwa sekitar 60 ribu jamaah menunaikan shalat tarawih di Masjid al-Aqsha hari Kamis (17/05/2018).
Warga tetap berbondong-bondong ke masjid al-Aqsha meski otoritas penjajah Zionis meningkatkan prosedur yang ketat terhadap Kota al-Quds, Kota Tua dan sekitarnya, sejak dimulai awal bulan Ramadhan dan menjelang pelaksanaan upaya hari besar Ibrani “Syafi’ot” pada hari Sabtu ini.
Sejumlah jamaah dari pusat dan bagian utara Tepi Barat melewati pos pemeriksaan keamanan Qalandia yang menghubungkan Baitul Maqdis dengan Ramallah. Penjajah Zionis hanya mengizinkan pria berusia di atas 40, anak-anak di bawah 13 tahun dan wanita dari segala umur masuk ke Timur Baitul Maqdis tanpa izin khusus.
Sementara itu, pria di antara 30 dan 40 tahun, harus mendapat izin khusus untuk bisa masuk.
Pos pemeriksaan Bayt Lahm yang menghubungkan Baitul Maqdis dengan bagian selatan Tepi Barat juga memberlakukan langkah keamanan serupa.
Langkah-langkah ketat yang dilakukan penjajah Zionis meliputi penambahan penempatan pasukan dan satuan khusus ditambah pasukan penjaga perbatasan. Selain menambah penempatan patroli jalan kaki, berkendaraan dan berkuda di sektitar al-Quds lama. Serta patroli jalan kaki di dalam kota dan di sekitar Masjid al-Aqsha.*