Hidayatullah.com–Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk aksi pendudukan dan penodaan Zionis-‘Israel’ di Jerusalem (Baitul Maqdis), mendesak dunia untuk memboikot negara-negara yang telah memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke wilayah-wilayah pendudukan.
Seruan ini sampaikan setelah pertemuan yang dihadiri oleh menteri luar negeri dari masing-masing negara anggota di Jeddah, Arab Saudi kemarin, mengenai masalah pelanggaran ‘Israel’ di Jerusalem.
Komite Eksekutif OKI melalui sebuah pernyataan menyatakan keprihatinan serius atas upaya rezim ‘Israel’ untuk mengubah status dan hukum bersejarah Kota Al-Quds Al-Sharif yang dijarah, termasuk pemindahan kedutaan ke tempat suci umat Islam itu setelah Amerika Serikat menyatakannya sebagai ibu kota ‘Israel’.
OKI juga menegaskan pendiriannya dan mengutuk ‘Israel’ atas keterlibatan, serta kekuatan pendudukan di Jerusalem, serta upaya mengubah status hukum dan demografi kota suci itu.
“Pemerintah ‘Israel’ baru-baru ini berusaha menyangkal kenyataan sejarah dengan membuka ‘terowongan Yahudi’ dari kolam Silwan di dinding Al-Buraq sampai di bawah rumah Palestina di Silwan, selatan Masjid al-Aqsha,” kata pernyataan itu dikutip Anadolu Agency.
OKI juga mengecam keikutsertaan wakil pemerintah Washington yang melakukan dukungan bagi tindakan ilegal ‘Israel’ atas Al-Quds Al-Sharif secara terang-terangan menentang sentimen umat Islam dan mengabaikan sepenuhnya hukum dan norma internasional, dan itu “memberikan kontribusi untuk lebih memperkuat kolonialisme ‘Israel’ atas wilayah negara Palestina dan meningkatkan ketegangan di wilayah [Timur Tengah].”
“OKI juga mendesak semua negara di dunia, terutama AS, lembaga dan badan internasional untuk mematuhi resolusi yang ditetapkan pada Baitul Maqdis, yang merupakan bagian dari wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967.
“Kami juga mendesak negara-negara dunia untuk menahan diri dari mengambil tindakan yang akan menyiratkan suatu bentuk pengakuan baik secara eksplisit atau implisit, termasuk dengan memindahkan perwakilan diplomatik mereka masing-masing ke kota,” katanya.
Hari Rabu lalu, OKI mengadakan pertemuan menteri luar negeri, membahas pelanggaran ‘Israel’ di Yerusalem Timur, yang diduduki.
Menteri luar negeri negara anggota OKI ini termasuk membahas pembukaan terowongan di bawah lingkungan Silwan baru-baru ini.
Pertemuan diadakan di kota Saudi Jeddah, juga menangani penyitaan puluhan rumah Palestina oleh otoritas penjajah.
‘Israel’ menduduki Yerusalem (Baitul Maqdis) Timur, tempat Masjid Al-Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967.
Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, ‘Israel’ mencaplok seluruh kota suci itu tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota negara “abadi dan tak terbagi” yang diproklamirkan oleh ‘Negara Yahudi’ di atas tanah rakyat Palestina.
Karena itu, OKI juga mendesak 57 negara anggota untuk memboikot negara yang telah membuka kedutaan besar di Jerusalem, dan menghentikan hubungan diplomatik, pertukaran perdagangan, dan kunjungan politik dalam bentuk apapun.*