Hidayatullah.com–Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Rabu mencemari Masjid Ibrahimi di al-Khalil setelah Presiden Israel Reuven Rivlin mengunjungi situs suci dan makam para nabi-nabi tersebut.
Kunjungan Netanyahu datang tepat menjelang pemilihan umum Israel, sebagai bagian menarik suara dari pemukim ilegal Yahudi.
“Kami bukan orang asing di Hebron. Kami akan tinggal di sana selamanya,” kata Netanyahu saat menghadiri upacara yang menandai 90 tahun sejak 60 orang Yahudi-Israel tewas di al-Khalil selama Revolusi Al-Buraq Palestina pada tahun 1929.
Baca: 3000 Ekstrimis Yahudi Menduduki Halaman Masjid Ibrahimi di Hebron
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengutuk kunjungan Netanyahu dan menggambarkannya sebagai “rasis” dan “provokatif”.
“Ini adalah kunjungan rasis murni kolonialis yang dilakukan Netanyahu di puncak pertempuran pemilihan dalam upaya untuk memenangkan suara dari kanan dan ekstrim kanan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan dikutip Palestine Information Centre (PIC).
Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mengatakan bahwa kunjungan itu adalah “eskalasi serius” yang akan “menyeret kawasan itu dalam perang agama dengan konsekuensi besar.”
Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, mengecam kunjungan itu dan menekankan bahwa al-Khalil, Jerusalem (Baitul Maqdis) dan semua kota Palestina akan tetap menjadi Arab, dan bahwa semua upaya Israel untuk mengubah identitas mereka akan gagal.
Menurut kementerian, kunjungan itu didasari rencana Israel untuk menguasai Kota Hebron, termasuk Masjid Ibrahimi.
Sehari sebelum mengunjungi tempat itu, Israel telah menggelar serangkaian kampanye penangkapan.
Baca: ‘Israel’ Gembok Masjid Ibrahimi Demi Liburan Paskah Yahudi
Ketika Netanyahu mengunjungi Al-Khalil dan kota lama termasuk Masjid Ibrahimi untuk mengambil bagian dalam ritual di pemukiman yang dicaplok Yahudi, di mana teroris Yahudi bernama Baruch Goldstein pada hari Jumat, 25 Februari 1994, bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan, membantai warga Palestina yang sedang shalat Subuh, menyebabkan 29 orang gugur dan lebih 150 lainnya mengalami luka-luka.
Ritual ini diadakan di hadapan Netanyahu, para menteri Israel dan anggota Likud di Knesset, sebagai kunjungan resmi pertamanya ke Hebron selama 13 tahun.
Hebron dan Masjid Ibrahimi dikenal sebagai Kota Tiga Nabi, karena di tempat dimakamkan Nabi Ibrahim as, Nabi Ishak dan Ya’kub as. Juga istri Nabi Ibrahim as Siti Sarah, istri Nabi Ishak as bernama Ribka, istri Nabi Ya’kub Leah.
Sementara pendatang haram Yahudi mengklaim tempat ini sebagai “Gua Machpelah” atau “gua para leluhur”.
Masjid Ibrahimi terletak di Kota Tua al-Khalil di mana sekitar 800 pemukim Yahudi tinggal di tengah 200 ribu warga Palestina berada di bawah penjagaan keamanan tentara Zionis-Israel yang kuat.
Masjid Ibrahimi atau juga Al-Haram Al-Khalil di Kota Tua Hebron selalu menjadi sasaran pelanggaran kejahatan ‘Israel’ yang cukup lama, terutama ketika hari hari agama Yahudi tempat makam para nabi ini sering digunakan menari, berdansah dan pesta miras hingga larut malam.
Tahun 2017, UNESCO menetapkan Masjid Ibrahimi sebagai situs sejarah milik Palestina, namun penjajah Israel menguasainya dengan dalih melindungi kepentingan umat ketiga agama.*