Hidayatullah.com—Penjajah ‘Israel’ telah 298 kali melarang kumandang adzan selama paruh pertama tahun ini masjid bersejarah di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki.
“Pasukan ‘Israel’ telah melarang adzan, termasuk adzan untuk salat Jumat, di Masjid Ibrahimi 298 kali dalam enam bulan pertama 2018,” ungkap Menteri Wakaf Keagamaan Palestina Yousef Adais dalam sebuah pernyataan tertulis.
Ia mengatakan ‘Israel’ memperkuat kehadirannya di masjid dan menutupnya selama dua hari berturut-turut dengan alasan digunakan untuk festival Yahudi. Ia juga menyinggung pelanggaran yang dilakukan oleh pemukim Yahudi.
“Amoralitas dan pelanggaran pemukim Yahudi juga telah melewati batas – begitu banyak sehingga mereka mengorganisir pesta dengan musik sampai tengah malam di dalam Masjid Ibrahimi. Mereka juga mendirikan kamp besar di halaman selatan masjid,” kata Adais seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (11/7/2018).
Baca: Israel Larang Adzan di Masjid Ibrahimi Sebanyak 63 Kali
Pada bulan Juni, puluhan pemukim Yahudi yang didukung oleh polisi ‘Israel’ memaksa masuk ke masjid, di mana mereka melakukan ritual Talmud dan mengadakan konser musik yang dihadiri oleh rabi senior Yahudi dan Menteri Keamanan Internal ‘Israel’ Gilad Arad.
Adais menambahkan bahwa ‘Israel’ juga mengganggu pekerjaan restorasi di masjid dan halamannya.
“Semua upaya harus dilakukan untuk memperkuat perlawanan orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut untuk melindungi Masjid Ibrahimi dan Kota Tua serta untuk melawan rezim pendudukan dan tindakan rasis,” tegasnya.
Kadang eksrimis Yahudi tidak segan membuat konser musik di halaman masjid sampai larut malam.
Masjid Ibrahimi terletak di distrik Kota Tua Hebron, yang merupakan rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim haram Yahudi. Para pemukim ilegal Yahudi ini tinggal di sejumlah daerah pemukiman yang dijaga ketat oleh pasukan penjajah ‘Israel’.
Bukan kali pertama ektrimis Yahudi mengganggu dan menodai masjid ini. Kaum Muslim mengaku mendapatkan banyak gangguan di gerbang elektronik serta rintangan militer penjajah saat menuju ke masjid dan Kota Tua Hebron.
Yang paling fenomenal ketika tahun 1994, Baruch Goldstein, seorang pemukim Yahudi ‘Israel’-Amerika, membantai 29 orang Muslim Palestina saat mereka shalat di masjid sebelum bunuh diri.
Sejak itu, masjid yang di dalamnya diyakini ada makam Nabi Ibrahim – ini kini hanya menjadi bagian Muslim (45 persen) dan sisanya dikuasai pendatang haram Yahudi (55 persen) yang dilindungi tentara penjajah.*