Hidayatullah.com— Rencana pendirian Museum Sejarah Palestina di Ramalah terletak di antara perbukitan yang melingkar dan dataran landai yang menurun di kotapraja Birzeit.
Proyek konstruksi dilakukan dalam dua tahap; Tahap pertama berdiri di atas lahan seluas 3000 meter persegi dan akan mencakup ruang galeri, ampiteater, kafetaria, ruang kelas, taman, kantor dan fasilitas umum; dan akan menelan biaya sekitar $ 15.000.000.
Tahap kedua bertujuan untuk memperluas bangunan museum menjadi 9000 meter persegi. Museum ini diharapkan dapat dibuka pada musim gugur 2014, yang menandai selesainya tahap konstruksi pertama.
Kekhasan museum ini adalah akan menjadi bangunan ramah lingkungan hemat energi pertama di Palestina Museum ini berusaha keras untuk mendapatkan peringkat perak dari Leadership in Energy and Environmental Design (LEED), untuk itu museum ini akan bekerjasama dengan Green Building Council untuk memastikan menerapkan dan mematuhi pedoman desain bangunan yang ditetapkan LEED.
Konsumsi air dan energi di gedung museum ini akan diminimalkan hingga mendekati 23% dengan menggunakan solusi ramah lingkungan dalam desain dan konstruksi.
Menurut Insinyur Badawi Qawasmi, anggota dewan pendiri, orientasi bangunan museum akan memungkinkan untuk menjaga suhu yang memadai dan nyaman baik di musim panas maupun musim dingin.
Solusi ramah lingkungan termasuk pengumpulan air hujan dari atap bangunan ke dalam wadah air yang besar untuk digunakan kembali. Energi matahari akan digunakan untuk memanaskan air untuk keperluan umum, sedangkan air limbah akan disuling dan digunakan kembali untuk mengairi kebun berdasarkan sistem air otomatis yang terkontrol.
“Museum ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat yang ideal baik bagi para pengunjung maupun bagi para staf dengan menerapkan metode dan prosedur untuk mengurangi tingkat zat-zat beracun di dalam berbagai jenis cat, karpet dan beton, yang menguap pada suhu tertentu dan mempengaruhi pernapasan dan kesehatan,” ujar Qawasmi menambahkan.
Museum Palestina lainnya
Palestina kaya akan museum; memiliki lebih dari 40 museum di Tepi Barat serta Jalur Gaza. Beberapa di antaranya berukuran agak kecil, dengan fokus pada unsur-unsur etnografi dan arkeologi.
Juga terdapat beberapa museum di luar Palestina, di antaranya The Palestine Museum di Cape Town, Afrika Selatan, The Museum of Palestine Heritage di Tyre, Lebanon, The Museum of Heritage dan Memory di kem pengungsi Shatila, Libanon, The Palestine Museum of Contemporary Art di Teheran, Iran dan The Russian Palestine Museum di Moskow, Rusia.*