Hidayatullah.com—Pfizer memicu kemarahan salah satu pendukung terbesarnya setelah mengidentifikasi pusat informasi di kota Herzliya di wilayah jajahannya sebagai Palestina, lapor The New Arab.
Pengunjung ‘Israel’ ke situs web Pfizer yang melihat peta global interaktif yang menampilkan lokasi dan nomor kontak situs informasi medis marah setelah melihat bahwa salah satu dari dua lokasi di wilayah jajahannya sebagai “Palestina”.
Akhir bulan lalu, kementerian kesehatan ‘Israel’ dilaporkan memuji vaksin Covid-19 yang dibuat oleh BioNTech dan Pfizer sebagai vaksin yang sangat efektif dalam mencegah infeksi di ‘Israel’, dalam data dunia nyata pertama yang menunjukkan bahwa vaksinasi memang menghentikan penularan virus.
Kesalahan situs informasi Pfizer Herzliya pertama kali dilaporkan oleh The Jerusalem Post, yang tidak mendapat tanggapan dari raksasa farmasi itu ketika meminta komentar.
Sejak itu, detail hanya satu situs informasi Pfizer yang muncul untuk ‘Israel’ di peta yang diberdayakan Google, di wilayah selatan Negev Mitze Ramon.
‘Israel’ memimpin dalam jumlah vaksinasi untuk populasinya, tetapi juga dikritik karena menolak memvaksinasi warga Palestina di wilayah yang didudukinya.
Para kritikus menjuluki kampanye vaksinasi sebagai “apartheid medis”, tetapi pemerintah Zionis bersikeras bahwa menurut Kesepakatan Oslo, mereka tidak bertanggung jawab atas Tepi Barat.
Pada bulan Juli, muncul klaim palsu bahwa Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta online.
Menteri komunikasi Otoritas Palestina (PA) mengatakan pemerintahnya sedang mencari alternatif untuk Google sebagai tanggapan. Musisi AS Madonna juga membuat sederet postingan Instagram yang menyatakan dukungannya untuk Palestina.
Namun, penelusuran ‘Palestina’ di dua peta internet tersebut selalu menunjukkan wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat.
PBB secara de facto mengakui Palestina sebagai negara merdeka tetapi bukan AS, tempat Apple dan Google berbasis.*
Baca juga: Zionis Israel Culik Imam Masjid Al Aqsa, Syekh Ikrimah Sabri, dari Rumahnya