Hidayatullah.com–Sebuah delegasi militer dari Hamas berada di Kairo untuk merundingkan pertukaran tahanan dengan “Israel”. Hal itu diungkapkan sumber-sumber Mesir mengatakan kepada layanan The New Arab.
Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tiba di Kairo pada Rabu untuk melakukan pembicaraan dengan gerakan Fatah Palestina di tengah laporan bahwa delegasi keamanan “Israel” juga hadir di ibukota Mesir.
Sumber mengatakan bahwa delegasi militer Hamas dipimpin oleh Marwan Issa, kepala staf Brigade Izzedin Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan itu.
Mereka menambahkan bahwa delegasi Issa akan bernegosiasi secara tidak langsung dengan delegasi keamanan “Israel”.
Hamas saat ini menahan dua warga “Israel” – Avera Mengistu, yang berasal dari Ethiopia, dan Hisham Al-Sayed, seorang warga Palestina “Israel”. Keduanya memasuki Jalur Gaza atas kemauan mereka sendiri masing-masing pada tahun 2014 dan 2015.
Hamas juga menahan dua tentara “Israel” dan mengatakan mereka masih hidup meskipun “Israel” mengklaim mereka sudah mati dan menuntut pengembalian jenazah mereka.
Gerakan tersebut berusaha untuk menukar mereka dengan ratusan dari lebih dari 4.000 tahanan Palestina yang ditahan oleh “Israel”.
Pada hari Ahad (06/06/2021) Al-Jazeera menyiarkan apa yang dikatakannya sebagai rekaman suara salah satu tahanan “Israel” yang ditahan oleh Hamas.
Aksen Ethiopia dari suara itu menunjukkan bahwa itu adalah Avera Mengistu tetapi ibu Mengistu membantahnya. Namun, ayah Mengistu kemudian mengatakan bahwa dia mengira suara itu adalah suara putranya
Sumber yang berbicara dengan layanan The New Arab mengatakan bahwa rekaman suara tahanan “Israel” yang diduga diminta oleh “Israel” melalui Mesir setelah yang terakhir menghabiskan waktu meyakinkan Brigade Izzedin Al-Qassam untuk menyetujui permintaan tersebut.
Brigade Qassam awalnya menuntut agar “Israel” setuju untuk membebaskan tahanan Palestina yang telah dibebaskan dalam pertukaran tahanan “Israel”-Hamas 2011 dan kemudian ditangkap kembali.
“Israel” melancarkan serangan mematikan selama 11 hari di Jalur Gaza pada 10 Mei, menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, di daerah kantong Palestina yang terkepung sebelum gencatan senjata disepakati.
Kairo telah terlibat dalam negosiasi untuk memastikan gencatan senjata antara “Israel” dan Hamas berubah menjadi gencatan senjata jangka panjang. Hamas, bagaimanapun, mengatakan bahwa mereka menolak untuk menghubungkan gencatan senjata dengan masalah pertukaran tahanan.
Sumber Mesir mengatakan Hamas menuntut Zionis “Israel” mengizinkan bahan bangunan masuk ke Gaza sehingga fasilitas milik faksi bersenjata Palestina diperbaiki sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.*