Hidayatullah.com — Hamas, kelompok perlawanan Palestina, mengecam langkah zionis ‘Israel’ yang menutup Masjid Ibrahimi bagi umat Islam dan membukanya bagi pemukim Yahudi ilegal selama dua hari.
Itu dilakukan ‘Israel’ demi menggelar ritual dan konser memperingati hari Paskah Yahudi (18/04/2022).
“Ini adalah pelanggaran serius terhadap kesucian kami dan provokasi terhadap umat Islam,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, lansir Middle East Monitor.
Hamas mengatakan kepada Safa bahwa mereka menghargai “peran heroik yang dimainkan rakyat kami di Hebron dalam menghadapi agresi pemukim Israel.”
“Kami menyerukan kepada rakyat kami di seluruh Tepi Barat untuk berkumpul untuk mencegah pengerusakan (oleh) penjajahan dan pelanggarannya yang meluas dari Masjid Al-Aqsha ke Masjid Ibrahimi, untuk membela kesucian kami, identitas kami, dan warisan peradaban dan agama kami di memberkati Palestina,” tambah pernyataan Hamas itu.
Sejarah Masjid Ibrahimi
Masjid Ibrahimi terletak di kota tua Hebron, merupakan rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi. Pendatang haram ini tinggal di serangkaian kantong khusus Yahudi, yang dijaga ketat oleh pasukan ‘Israel’.
Komite Warisan Dunia UNESCO memutuskan pada Juli 2017 untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan kota tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia. Kompleks Masjid Ibrahimi Hebron adalah tempat pemakaman nabi Ibrahim, Ishak, dan Yakub.
Setelah kasus pembantaian tahun 1994, dimana 29 jamaah shalat syahid setelah seorang pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein, menembaki jamaah shalat Subuh, pihak penjajah ‘Israel’ membagi kompleks masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi.
Di bawah Perjanjian Hebron yang ditandatangani pada tahun 1997 antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan ‘Israel’, kota itu dibagi menjadi dua wilayah – H1 tunduk pada kendali Palestina dan H2 di bawah kendali ‘Israel’. Diperkirakan 20% dari luas kota tempat kota tua dan Masjid Ibrahimi berada di H2.*