Hidayatullah.com — “2023 harus menjadi tahun tanah air Rohingya!” bunyi sebuah plakat yang dibawa seorang bocah Rohingya, saat hampir 1.000 pengungsi di kamp pengungsian Bangladesh menggelar unjuk rasa, Sabtu (31/12/2022).
Para Muhajirin menuntut kembalinya mereka secara aman dan bermartabat, dengan pengakuan penuh atas hak-hak mereka, ke tanah airnya di Arakan (negara bagian Rakhine), Myanmar.
Dengan membawa spanduk maupun plakat berisi kalimat-kalimat seperti “Bangsa Rohingya Ingin Tersenyum pada 2023”, “Hapuskan NVC (Kartu Verifikasi Nasional)” dan “Cukup Sudah, Ayo Pulang”, sejumlah besar pengungsi Rohingya yang teraniaya itu menghadiri aksi damai.
Pada pidatonya, para pemimpin komunitas Rohingya menyesalkan akan ketidakpastian seputar repatriasi mereka secara aman dan bermartabat, serta kondisi hidup yang buruk di 33 kamp pengungsian yang sangat padat itu; di mana anak-anak mereka tumbuh tanpa pendidikan yang layak.
Saat ini, Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta Muhajirin Rohingya yang menyelamatkan diri dari penumpasan brutal militer di Rakhine pada bulan Agustus 2017.
Setiap tahun sekitar 35.000 bayi lahir di kamp pengungsian, yang semakin menambah jumlah pengungsi yang berada di kamp yang sudah melebihi kapasitas tersebut.
Terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh Bangladesh, tidak ada satu pun pengungsi Rohingya yang dapat dipulangkan dalam kondisi aman, terhormat, dan dipenuhi hak-haknya sebagai warga negara yang sah, setelah dihapuskan oleh junta militer dengan kedok Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1982 yang kontroversial.
“Jika situasinya tetap demikian, kami khawatir dalam waktu dekat kami akan menjadi bagian dari generasi yang hilang,” kata Moulavi Syed Ullah, seorang pemimpin komunitas Rohingya, saat berorasi di unjuk rasa tersebut.
Para pemimpin Rohingya lainnya juga berbicara, menyerukan komunitas internasional untuk menekan rezim Myanmar agar mereka mengembalikan hak kewarganegaraan Rohingya.
Para Muhajirin Rohingya mengatakan, di saat seluruh dunia menyambut Tahun Baru dengan gembira, orang-orang Rohingya di kamp-kamp kumuh Bangladesh masih menunggu hari ketika kesulitan panjang mereka akan berakhir.* Sahabat al-Aqsha
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media