Hidayatullah.com | PAHAM feminisme sudah mulai masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat. Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat sudah mulai tersusupi paham tersebut. Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut kesamaan dan keadilan hak dengan laki-laki. Tentu saja paham feminisme ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Adalah Dr Norsaleha Mohd Salleh, Ketua Wanita Ikatan Muslimin Malaysia (ISMA). Wanita kelahiran Kuala Trengganu, Malaysia 18 Juni 1966 itu merupakan pakar anti feminisme dan liberalisme yang sering diundang di beberapa negara Timur Tengah dan Eropa.
Wartawan Suara Hidayatullah, Niesky Hafur Permana berkesempatan mewawancarai associate professor dari Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS) yang lama tinggal di Mesir ini. Wawancara dilakukan di ruang tunggu sebuah hotel di kawasan Jalan Matraman, Jakarta Pusat. Berikut petikan wawancaranya.
Sejak kapan Anda berbicara mengenai kampanye anti feminisme?
Sudah cukup lama, sejak saya kuliah. Saya sudah berbicara masalah ini di Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Australia.
Menurut Anda bagaimana paham feminisme bisa masuk ke dalam pemikiran Muslimah?
Pemikiran ini datang secara kelompok, bukan satu persatu. Mereka juga bersama dengan paham-paham sekuler dan liberalisme. Kalau kita pelajari, gerakan ini untuk menjauhkan umat Islam dari akidah Islam yang hakiki. Khusus di Asia Tenggara gerakan feminisme masuk melalui penjajah.
Selain itu, pemikiran feminisme juga banyak yang dipengaruhi dari media seperti tayangan televisi, artikel di surat kabar dan majalah. Kalau kita selidiki ini memang sudah dirancang sedemikaian rupa oleh musuh Islam. Sedangkan di Eropa, liberalisme dan feminisme muncul dari balas dendam masyarakat terhadap kezaliman gereja dan penguasa Eropa pada zaman dahulu. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan masyarakat Islam, karena Islam tidak pernah menindas dan menzalimi wanita, apalagi menolak pandangan wanita dan merendahkan wanita.
Sudah separah apa feminisme dipraktikan oleh Muslimah di dunia?
Saya mengatakan ini sudah parah, terlebih telah mengancam generasi Islam. Saya pernah membuat kajian dan penelitian di beberapa sekolah di Malaysia. Dari 500 orang yang saya tanya ada 43 orang yang mengatakan setuju dengan praktik feminisme.
Walaupun presentasinya rendah, tapi ada angka di sana dan ada orang yang berpikiran feminisme itu sebuah gaya hidup yang sah-sah saja. Mereka tahu feminisme itu salah dan tidak diperkenankan agama, tapi itu tidak masalah bagi mereka.
Apa gejala sederhana yang bisa terlihat ketika wanita sudah mulai setuju dengan feminisme?
Contoh kecilnya adalah ketika anak remaja perempuan kita tidak izin keluar rumah. Bagi sebagian orangtua itu dianggap sepele, namun dalam Islam itu sangat diperhatikan. Saat itulah orangtua harus menjelaskan, bahwa wajib meminta izin kepada orangtua. Atau harus ditemani ayahnya atau suaminya, atau saudaranya atau orang lain yang masih mahram seperti paman atau bibi.
Bagaimana cara pencegahan sejak dini supaya feminisme tidak masuk dan mempengaruhi generasi kita?
Sudah tentu sedari kecil orangtua berperan penuh dalam hal ini. Masukan dan kembangkan nilai-nilai Islam dalam keluarga sesuai Sunnah dan al-Qur`an. Jalankan peran ayah dan ibu sesuai fungsinya, jangan sampai fungsinya tertukar, Karena itu, bisa jadi akan dicontoh anak. Peran itu adalah ibu mengasuh anak dan mengajarkan agama, sedangkan ayah mendidik nilai akidah dan mencari nafkah. Karena madrasah pertama adalah orangtua dan rumah, bukan sekolah. Sekolah hanya membantu proses belajar dan pendidikan.
Apakah Anda membuat semacam kampanye atau gerakan penolakan?
Iya, bersama beberapa aktivis Muslimah di Malaysia dan negara Asia Tenggara saya membuat gerakan bernama “Selamatkan Ummah”. Gerakan tersebut bertujuan membuat penjelasan kepada umat bahaya dari liberal, feminisme. Program kita juga ada beberapa, di antaranya mengadakan seminar-seminar di beberapa negara. Selain itu, gerakan ini juga gencar dalam sosial media, seperti melalui Twitter dan Facebook. Saya yang mengkoordinasikan.
Apa pengaruhnya Muslimah menganut feminisme menjadi gaya hidup?
Betapa penting wanita salehah dalam menjamin kesejahteraan generasi dan keturunan. Ada istilah terkenal, seorang anak yang rusak bisa menjadi baik jika mendapat pengasuhan dari seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya hanya bisa melahirkan generasi yang rusak akhlaknya. Karena itulah, merusak wanita Muslimah menjadi salah satu agenda utama musuh Islam.
Apakah gerakan feminisme ini juga masuk dalam dunia pendidikan, sejak kapan?
Iya, feminisme dan liberalisme itu satu paket. Dari sejak sekolah dasar atau sekolah menengah paham itu sudah masuk dalam dunia pendidikan. Mereka masuk dalam teori-teori. Contohnya teori perkembangan psikoanalisis, menurut Sigmund Freud dan terori Albert Bandura yang terkenal dengan teori pembelajaran sosial (social learning teory). Teori ini adalah aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi.
Apakah selama berkampanye gerakan ini Anda pernah diancam?
Seringkali saya mendapat ancaman dan gangguan dari pergerakan wanita atau organisasi yang menggaungkan soal feminisme. Berkali-kali media sosial saya, baik Twitter, Facebook, atau blog pribadi diretas orang. Mereka mengaku tidak suka dengan seminar dan pernyataan saya soal anti feminisme dan liberalisme. Tetapi saya dan teman-teman tidak gentar menghadapi, saya selalu memohon kepada Allah Ta’ala agar dikuatkan dalam dakwah ini.
Apa pesan Anda untuk Muslimah agar tidak dipengaruhi oleh pemikiran feminisme?
Pelajari ilmu pengetahuan dan banyak memperdalam ilmu agama dan al-Qur`an. Pelajari dengan benar hak wanita itu yang sebenarnya dalam al-Qur`an. Ringkasnya, ketika ada ilmu dan ada iman, insya Allah bisa menyelamatkan Muslimah, keluarganya, dan masyarakat.*