SETIAP kali Yahya Hasan melihat hand phone-nya dan melihat foto putrinya Rahif di layarnya, ia menangis tersedu-sedu. Sabtu (10/10/2015) pagi yang lalu tentara Zionis Israel mengatakan bahwa pesawat tempur milik mereka menggempur dua lokasi yang diduga menjadi markas Hamas di Gaza. Serangan itu merupakan balasan terhadap roket yang diluncurkan Hamas di wilayah selatan “Israel”. Namun rudal-rudal Israel justru menyasar ke rumah Hasan dan merenggut nyawa istrinya Nur (30 th) yang tengah hamil 5 bulan beserta bidadari kecilnya Rahif (2 th). Sang ayah dan 2 penghuni lainnya pun tak luput dari serangan tersebut.
Masih teringat jelas di benak Hasan saat-saat terakhir yang ia habiskan bersama putri dan istrinya. Sang ayah yang terkena serpihan serangan rudal Israel di bagian kaki dan tangannya ini menceritakan bahwa ia bermain-main dengan Rahif tidak seperti yang biasa ia lakukan sebelum akhirnya putri kesayangannya itu menutup mata untuk terakhir kalinya. Dengan nada sedih lelaki Palestina ini bertanya, “Dosa apa yang istri dan putriku perbuat hingga mereka membunuhnya ? Mereka membunuhnya dengan dingin, mereka tidak berperikemanusiaan!”
Hasan menceritakan kronologi penyerangan yang menghancurkan rumahnya tersebut pada kantor berita Turki Anadolu dan berkata, “Setelah Israel meluncurkan roket yang pertama, aku mendengar suara isteriku berteriak,’ Yahya, Yahya, apa yang terjadi ?!’” Tak berselang lama Hasan mendengar putrinya Rahif berteriak memanggil-manggilnya, “ Ayah! Ayah! Aku tidak mau mati!” Akan tetapi rudal kedua yang diluncurkan pesawat tempur Israel mengheningkan suara putri dan istrinya untuk selama-lamanya. Dan yang tersisa dari rumah mereka hanyalah gundukan puing-puing yang berserakan.
Hasan melanjutkan, saat itu untuk beberapa saat ia masih tersadar dan berusaha keras dengan bersusah payah menyingkirkan puing-puing bangunan yang menimbun isteri dan putrinya, meski ia merasakan sakit luar biasa pada tubuhnya. Namun usahanya sia-sia, hingga akhirnya ia tak sadarkan diri. Saat ia sadar ia telah berada di rumah sakit yang memberitahukan bahwa putri dan isterinya telah syahid.
Gambar Hasan telah tersebar di media-media sosial saat ia memeluk putrinya sambil menangis, memintanya untuk bangun kembali. Setelah proses pemakaman berakhir ia pergi mengunjungi rumahnya, berharap menemukan sisa-sisa kenangan dari dua orang tercintanya yang telah pergi meninggalkannya. Akan tetapi nihil, ia tak menemukan apapun selain puing dan reruntuhan. Tak tersisa barang kenangan mereka selain cipratan darah dan baju-baju yang terbakar. Dalam kondisi seperti itu ia berkata, “Israel telah menghancurkan hidupku…dalam sekejap aku kehilangan isteriku, anakku dan rumahku”. Auliya El Haq/Kairo