SANTRI Ma’hadul Qur’an wal Qiroat az-Zikra ini punya tekad yang kuat. Ia ingin ikut serta dalam Aksi Bela Islam III di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat (02/12/2016) lalu.
Tapi, tak seperti orang pada umumnya, pria ini oleh Allah ditaqdirkan memiliki keterbatasan fisik. Ia tak bisa berjalan hanya dengan kedua kakinya.
Adalah Anugerah, santri spesial tersebut. Ia memang istimewa. Keterbatasan fisik yang dimiliki tak memupus semangatnya untuk tetap berangkat mengikuti Aksi Bela Al-Qur’an itu.
Sambil tergopoh-gopoh, ia berjalan dengan kedua tangan dan kedua kakinya menuju Monas. Anugerah tampak semangat bergerak, merapatkan barisan bersama sedikitnya 2 juta umat Islam lainnya.
Rombongan Rela Jalan Kaki Ciamis-Jakarta karena Magnet Al-Qur’an
“Karena saya penghafal Qur’an, dan insya Allah al-Qur’an sudah menyatu dengan hidup dan diri saya. Jadi, jika saya enggak ikut Aksi Super Damai 212 kemarin, saya merasa diri ini sangat terhina,” ungkapnya penuh semangat saat berbincang dengan Islamic News Agency (INA).
Anugerah bertutur, Jumat itu, murobbi-nya menginstruksikan agar ia beserta kawan-kawannya harus sudah berangkat dari ma’had (pesantren) pukul 06.00 WIB pagi ke Jakarta.
Karena jalan sudah penuh sesak oleh lautan manusia, angkutan umum yang ia tumpangi harus berhenti di tengah perjalanan. Sementara, kawasan Tugu Monas masih jauh.
“Kita enggak sampai Monas karena jalanan macet. Akhirnya, kita berhenti di rumah duka dekat Brimob. Dari situ, kita jalan kaki menuju Monas,” kata Anugerah.
“Alhamdulillah, jam setengah dua belas sudah tiba di Monas. Saya bisa ikut shalat Jumat berjamaah,” ujarnya.
Siang itu, di sela-sela Aksi Bela Islam III, hujan beberapa kali mengguyur. Anugerah dan kebanyakan massa lainnya pun basah kuyup.
“Niat saya karena Allah. Kita membela agama Allah. Kita membela al-Qur’an. Kita membela Kalamullah. Kita ingin membela kitab suci. Jika itu semua dinistakan, umat Muslim pasti akan marah,” tegasnya.
Ia pun mengatakan:
“Orang yang enggak dekat al-Qur’an, orang yang nggak pernah buka al-Qur’an, bisa sampai tergerak hatinya untuk ikut aksi. Mereka penasaran, apa sih isinya Surat Al-Maidah ayat 51. Apalagi jika dibaca, mereka dapat 10 kebaikan.”
Pesan Anugerah
Anugerah memang layak menjadi contoh bagi kaum Muslimin lainnya. Ia bukanlah manusia yang dilahirkan dengan kesempurnaan fisik.
Namun, ia tak pernah mau kalah dengan mereka yang terlahir dengan fisik sempurna. Khususnya, dalam hal semangat dan ghirah untuk membela agama ketika dinista dan dihina.
“Karena saya beragama Islam, maka saat Islam dinistakan saya akan bela sampai mati,” tegasnya dengan menggebu-gebu.
Aksi tersebut memang digelar untuk menuntut tersangka penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), segera ditahan.
Terkait kepemimpinan, Anugerah mencurahkan perasaannya. Ia menyatakan menentang dan menolak keras Ahok untuk memimpin kembali mayoritas umat Islam di DKI Jakarta.
Jika hal itu terjadi, menurutnya pasti akan banyak menuai pro-kontra. Terlebih lagi, Ahok sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasusnya.
“Menurut saya, (Ahok) enggak akan bisa menjadi Gubernur lagi. Banyak warga yang membencinya. Ahok ini sudah menistakan agama,” tuturnya.* Tim INA