“SEORANG istri ataupun ibu tidak akan pernah berniat untuk mencelakakan anaknya,” demikian ungkapan Andriani Primardiana.
Pernyataan itu bukan tanpa alasan ia lontarkan kepada hidayatullah.com melalui pesannya, pada Senin (23/03/2020).
Andri, sapaan akrabnya, adalah seorang ibu dari dua anaknya yang kini menjadi Tenaga Kesehatan (Nakes, sebagai dokter) di RS Unair Surabaya.
Salah satu RS yang ditunjuk menjadi rujukan kasus coronavirus jenis baru (Covid-19) yang kini tengah menyerang Indonesia, bahkan telah mewabah di penjuru dunia.
Sementara suaminya, Prof Djoko Agus Purwanto adalah salah satu pengelola keuangan dan SDM di RS tersebut.
“Jadi, prinsipnya sebagai ibu dan istri dari Nakes, (saya) ketakutan keluarga (suami dan anak-anak) tertular oleh Covid-19, ini luar biasa. Karena, Alat Pelindung Diri (APD) minim serta tidak sesuai dengan standar,” beber Andri mengungkapkan kegundahan hatinya.
Kegelisahan hati Andri memang wajar, karena baru-baru ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah mengeluarkan pernyataan, sebanyak enam dokter IDI dilaporkan meninggal dunia dan diduga akibat terinfeksi Covid-19.
Kabar kematian enam dokter tersebut diberitakan langsung lewat akun resmi Instagram IDI @ikatandokterindonesia.
“IDI berduka cita yang amat dalam atas berpulangnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban Pandemi Covid-19,” demikian keterangan pada unggahan foto enam dokter yang wafat tersebut.
Enam dokter tersebut masing-masing yakni, Hadio Ali, Djoko Judodjoko, Laurentius, Adi Mirsaputra, Ucok Martin, dan Toni D. Silitonga.
Sekretaris Jenderal IDI, Adib Khumaidi, belum bisa memastikan semua dokter yang meninggal tersebut karena positif terinfeksi akibat Covid-19. Namun, dia memastikan beberapa di antaranya dinyatakan telah positif melalui hasil pemeriksaan swab di laboratorium.
“IDI juga belum menerima data terkait tempat tugas mereka,” katanya seperti dikutip cnnindonesia.com.
Baca: RS Haji Pakai Mushalla untuk Isolasi Pasien Suspect Corona, Kini Dibantu Menag
Dia menjelaskan, salah satu faktor lain yang menjadi sebab kematian 6 dokter IDI itu diduga karena jumlah APD yang minim. Oleh karena itu, dia khawatir hal serupa dapat terjadi pada dokter atau Nakes lainnya di RS yang menangani pasien Covid-19.
Karena keterbatasan APD itu, masih kata Andri, suami serta anak-anaknya membawa semprotan alkohol sendiri untuk menyemprot masker serta APD agar bisa dipakai lebih lama. “Karena keterbasan persediaan. Daripada tidak ada pelindung,” ujarnya menambahkan.
Andri menjelaskan, masker mereka (Nakes) bukan seperti yang dipakai masyarakat pada umumnya, dan juga tidak bisa dibuat menggunakan bahan kain. “Masker mereka harus terstandar, kalau tidak virus (Covid-19) masih bisa masuk,” tegasnya menjelaskan.
Andri pun merasa, tak sekadar menjadi ibu bagi anak-anaknya, tetapi juga ibu dari Nakes-Nakes RS Unair Surabaya. “Karena, adik-adik staf RS Unair dan teman-teman anak (saya) japrinya ke kami,” katanya.
Baca: YLKI Minta Pemerintah Prioritaskan Urus Masalah Minimnya APD Nakes
Open Donasi
Selain istri bagi suami, dan ibu bagi anak-anaknya, Andri juga merupakan aktivis sosialita.
Karena itu, ketika ia melihat di akun resmi instagram RS Unair Surabaya “open donasi” untuk memenuhi kebutuhan APD yang terstandar bagi Nakes, hatinya pun tergerak membuat status di media sosialnya yang berisi ajakan kepada masyarakat agar ikut berpartisipasi.
“Karena, kepedulian terhadap para Nakes. Maka, saya share-lah bersama tulisannya,” ujarnya menjelaskan.
Andri menjelaskan, karena banyaknya Nakes yang terinfeksi dan sebagian wafat, maka RS Unair Surabaya pun membuka donasi untuk pengadaan APD serta kebutuhan darurat dalam menangani kasus Covid-19.
“Alhamdulillah, selama ini karena suami dan anak-anak (dinasnya) di RS (Unair Surabaya), maka masyarakat, kenalan, teman-teman FB, bahkan yang tidak kenal pun menanyakan, apa yang bisa mereka bantu untuk men-support Nakes agar tidak tertular,” imbuhnya.
MasyaAllah, kata Andri, donasi yang masuk luar biasa banyak. “Tulisan saya banyak di-share. Dana itu InsyaAllah akan amanah dalam penggunaannya. Saya tidak mengetahui berapa yang tidak konfirmasi ke saya dan langsung transfer. Tetapi, yang dikonfirmasi ke saya nominalnya luar biasa,” jelasnya.
Dengan bantuan dana dari masyarakat tersebut, Andri berharap semoga para Nakes bisa lebih terdukung kebutuhan APD maupun lainnya selama pandemik berlangsung.
“Jangan sampai mereka di garda depan berada dalam situasi yang berbahaya karena mereka sangat dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.
“Niatan saya ini murni dari dalam hati, tidak mencari panggung agar terkenal. Ini lho umurnya sudah 54 tahun. Kalau bisa, sisa usia inipun bisa bermanfaat. Melalui tulisan-tulisan sederhana bisa membantu masyarakat untuk berbuat kebaikan dengan membantu yang lain,” terangnya.
“Sama sekali tidak ada pamrih di dalamnya, karena saya ini istri dan ibu dari Nakes yang tentu menginginkan anak-anaknya dan Nakes yang lain itu dalam kondisi save (selamat),” imbuh Andri penuh harap.
Bagaimana kalau beri bantuan berupa makanan? Andri mengatakan, sementara ini amunisi yang diberikan dan memenuhi gizi adalah telur rebus dan susu UHT. Namun sebaiknya, donasi berupa dana, supaya dapat dibelanjakan APD yang sesuai dengan kebutuhan RS.
“Banyak sekali teman-teman yang mau memberikan donasi tetapi bingung ke mana. Silakan bisa transfer langsung ke rekening resmi RS Unair. Bank Jatim 0321066666 a.n RS Unair,” jelasnya.
Dengan keterangan donasi Covid-19, kata Andri, rekening tersebut selalu diaudit secara berkala. “Apabila dari komunitas atau kumpulan dari Majelis Taklim dan lain sebagainya. Silakan bisa diinfokan kepada saya via WA untuk dimintakan tanda terima resmi dari RS.”
Baca: Tak Miliki Kasus Virus, Begini Kondisi Gaza Mengatasi Wabah
Jika ingin berdonasi berupa susu UHT, masih kata Andri, maka bisa langsung disampaikan kepada pihak RS Unair Surabaya pada hari/jam kerja.
“Mewakili segenap Nakes dari RS Unair selaku RS rujukan Covid-19, maka saya sampaikan maturnuwun (terimakasih) atas atensi dan perhatiannya. Semoga menjadi keberkahan dan menjadi amal kebaikan yang dapat menyelamatkan dan saling membantu saudara-saudara kita supaya terhindar dan sembuh dari penyakit Covid-19 ini,” tutupnya.*