Hidayatullah.com | Sahabat Al-Aqsha–Jawad Mansur, seorang petugas kebersihan di sebuah taman bermain anak-anak di kota Gaza, menyerahkan US$ 30.000 (setara dengan sekitar Rp 372 juta) kepada pemiliknya. Ia menolak diberi apapun sebagai hadiah dari pemilik uang itu. Demikian laporan Al-Quds TV kemarin malam (1/1).
Meski seperempat Jalur Gaza hancur lebur, listrik digilir 3-6 jam saja dalam sehari, air minum susah, sudah delapan tahun dikepung Zionis, saudara-saudara kita di Gaza tetap mempertahankan kemuliaan akhlaqnya.
Jawad Mansur yang sudah delapan tahun bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah taman di Gaza City, beberapa hari lalu kaget. Pagi-pagi seperti biasa ia berangkat ke tempatnya bekerja. Di pinggir jalan ia menemukan sebuah tas. Ketika dibuka isinya berikat-ikat uang dolar, total US$30 ribu.
Tanpa berpikir panjang, langsung dibawanya tas itu ke kantor polisi terdekat. Setelah semua laporan dan data dirinya dicatat ia meninggalkan kantor polisi itu, melanjutkan pekerjaannya.
Malam harinya, ia dipanggil ke kantor polisi lagi. Di tempat itu ia dipertemukan dengan seorang akuntan sebuah perusahaan pembotolan minuman ringan, Abu Muhammad. Rupanya pria ini kehilangan tasnya dalam perjalanan menuju bank.
Orang baik ketemu orang baik, dipertemukan oleh polisi yang baik, atas ketetapan dari Sang Maha Baik.
Rupanya petugas polisi sudah dilapori kehilangan uang itu. Namun Pak Polisi yang bertugas belum menunjukkan apa-apa kepada Abu Muhammad, yang mengaku pemilik uang. Pak Polisi lalu minta Jawad ‘memeriksa’ dulu Abu Muhammad.
Jawad, petugas kebersihan yang biasa dipanggil Abu Wasim itu bertanya, “Tas kamu isinya apa?”
“Uang,” kata akuntan itu.
“Berapa jumlahnya?” tanya Jawad lagi.
“Seluruhnya US$30.000,” jelas Abu Muhammad.
“Bagaimana kamu menyusun uang itu?” tanya Jawad, sudah semakin mirip polisi.
“Diikat dalam tiga ikatan, masing-masing 10 ribu dolar. Sebagian pecahan 50 dolaran, sebagian besar 100 dolaran,” jawab Abu Muhammad.
Sambil menghela nafas lega, Jawad ayah empat anak itu berkata, “Tas dan uang ini punya kamu.”
Saat diwawancarai oleh Al-Quds TV, mata Abu Muhammad berkaca-kaca dan sering melihat ke arah langit.
“Saya mati-matian mendesak orang baik ini (Jawad) untuk menerima sedikit hadiah. Tapi dia menolaknya,” kata Abu Muhammad menahan haru.
Wartawati Al-Quds TV menanyakan kepada Jawad kenapa ia menolak hadiah itu.
Jawad menjawab, “Iya. Beliau (Abu Muhammad) mau memberikan hadiah. Saya tanya, kamu mau kasih hadiah apa? Dia bilang 10% dari uang itu, US$ 3.000 (lebih kurang Rp 37 juta). Saya bilang, uang ini saya temukan sebagai amanah dari Allah. Hanya Allah yang berhak menghadiahi saya.”*