Hidayatullah.com–Diantara ribuan pemburu terdaftar oleh tentara Nigeria untuk melacak dan menangkap milisi Boko Haram, ada satu orang yang menonjol.
Dia Aisha Bakari Gombi, satu dari sedikit perempuan yang bergabung untuk melawan salah satu kelompok bersenjata paling menakutkan di Afrika.
Dengan senapan berburunya yang digantungkan di bahunya, dia menjelajah semak belukar Borno, provinsi timur laut Nigeria yang telah lama terganggu oleh serangan-serangan Boko Haram, memburu para milisi mereka.
Keberanian dan kemampuan berburunya yang tajam membuatnya dijuluki sebagai ‘Queen Hunter’ (Ratu Pemburu).
Tentara pemerintah dengan sangat cepat memanggil Aisha karena kemampuannya tetapi sangat lambat menghargai upayanya secara finansial.
Baca: Kurang Bukti, Nigeria Bebaskan 475 Tersangka Boko Haram
Sementara dia tidak dapat membebaskan lebih banyak tawanan yang ditahan oleh Boko Haram karena kurangnya sumber daya, dia tidak akan pernah berhenti mencoba.
Menyelam ke dalam bermacam dunia Aisha, seorang komandan, seorang pemburu dan seorang istri.
Ketika saya bertemu Aisha, Saya meresa aman meskipun kami bertemu di salah satu tempat paling berbahaya di bumi. Dengan tinggi enam kaki, Aisha merupakan seorang wanita yang tidak banyak bicara dan banyak bergerak.
Dia memberi perintah dan orang-orang mengikuti, dia memimpin baik di rumah maupun di medan tempur. Saya bertanya apakah dia tidak takut dibunuh atau diculik oleh Boko Haram. Dia menjawab, “Boko Haram mengenalku dan menakutiku,” ujarnya dikutip Aljazeera.
Saya tidak perlu diyakinkan untuk mengikutinya dalam misi melacak dan menangkap milisi Boko Haram.
Tantangan bagi saya ialah bagaimana saya merekam di wilayah di mana akses ke tempat-tempat persembunyian milisi dibatasi oleh militer.
Sebagai pemegang paspor Nigeria Saya memiliki hak untuk bergerak bebas, tetapi sebagai seorang pembuat film dengan ambisi membuat dokumentasi untuk audiens di seluruh dunia, Saya sadar bahwa pasukan keamanan akan curiga terhadap niat saya, jadi Saya memutuskan tetap berada di bawah pengawasan mereka. Yang berarti saya harus menggenakan hijab setiap saat dan tidak berbicara di hadapan orang asing agar mereka tidak mendengar akses British saya.
Aisha memberi saya akses tak terbatas ke dunianya. Saya bergabung dengan para pemburu dalam perburuan ke dalam alam liar di mana 30 tahun lalu antelop berkeliaran. Pada tahun-tahun ini hanya mamalia kecil yang masih bertahan, para pemburu hanya menangkap satu kelinci hari itu.
Aisha menggunakan kesempatan itu untuk mengajari para pemburu yang lebih muda bagaimana mengenal tanaman medis. Mereka percaya bahwa ramuan rahasia dapat melindungi mereka dari peluru. Tanaman medis lain membantu mereka menahan lapar dan haus sehingga mereka dapat bertahan di daerah hutan.
Para pemburu mengetahui tempat-tempat persembunyian milisi di hutan dan gunung lebih dari kebanyakan tentara pemerintah. Aisha memiliki kenangan perburuan yang menyenangkan di tempat-tempat itu ketika masih anak-anak dengan ayahnya.
Kemampuan berburu Aisha sangat mengesankan ayahnya sehingga dia membelikannya senapan berburu.
Ketika para milisi Boko Haram menyerang kampung Aisha, dia menghentikan aktivitasnya sebagai penjahit, menjual alat jahitnya dan membeli senapan yang lebih kuat.
Para milisi Boko Haram kemudian diburu oleh pemburu yang memimpin serangan militer terhadap mereka. Mereka dielu-elukan sebagai pahlawan, dan sebagai salah satu dari sedikit perempuan diantara mereka, Aisha memasuki cerita rakyat. Para penduduk sipil mulai memanggilnya dan meminta bantuannya untuk membebaskan anggota keluarga mereka dari tangan milisi Boko Haram.
Lingkaran film ini menunjukkan bagaimana Aisha dan para pemburu lain mengatasi tantangan dalam menanggapi panggilan darurat. Kendala utama ialah untuk meyakinkan militer agar memperbolehkan mereka pergi melakukan misi penyelamatan. Satu komandan militer mungkin memberikan otorisasinya tetapi komandan lain yang berada dalam lingkup komando mungkin tidak.
Para pemburu juga harus mengumpulkan sendiri uang yang dibutuhkan untuk membeli amunisi, menyewa kendaraan dan membeli bensin. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang lari dari desa mereka berkumpul dan mengumpulkan uang untuk para pemburu. Butuh beberapa minggu mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk misi yang Saya rekam di Hutan Sambisa.*>> (Bersambung)