Hidayatullah.com–Badannya gempal, kulitnya sedikikt gelap, pemuda ini duduk di sebuah ruangan yang di salah satu sisinya ada mesin medis penghapus tato. Namanya Lukman Biyanto, ia salah satu peserta acara layanan hapus Tato gratis yang diadakan Islamic Medical Service (IMS), para sponsor dan Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al-Hakim (STAIL) Surabaya di Pesantren Hidayatullah Surabaya, Sabtu- Ahad (2-3 Februari 2019).
Sambil menunggu antrian, Lukman duduk di kursi antrian sambil konsen melihat peserta lainnya yang sedang diproses dengan mesin penghapus tato. Pemuda 20 tahun yang memiliki tato di badan dan lehernya ini datang dengan mengenakan baju koko abu-abu dipadukan sarung putih.
Hingga tibalah giliran Lukman. Laser-laser mulai dipancarkan di kulit lehernya yang dipenuhi tato. Tampak petugas medis dengan sabar dan telaten terus menghapus perlahan yang sudah sekitar 4 tahun tertanam di kulitnya.
Dalam beberapa menit, tampak panasnya laser mulai dirasakannya. Dengan wajah sedikit meringis, ia tak lupa melafalkan dzikir hingga proses penghapusan tatonya selesai.
Usai proses hapus tato selesai, Lukman bercerita jika lebih sakit membuat Tato. “Tadi rasanya panas. Tapi lebih sakit bikin. Bikin di leher ini harus satu-satu, ini tiga kali. Kalau ngehapaus ini sekali saja,” ujarnya.
Lukman bercerita, jika ia telah masuk di lingkungan yang salah. Beberapa tahun yang lalu, saat lulus SMP ia berteman dengan komunitas yang orangnya bertato. Karena lingkungan itulah menyebabkan ia terikut untuk bertato.
“Lingkungan saya orang tatoan semua. Lulus SMP saya sudah bertato. Ikut acara hapus tato ini ingin bersih lagi tubuhnya, sehinggah ibadahnya lebih tenang.“ ujar Lukman menceritakan kisahnya.
Lukman dan Aidah adalah segelintir anak muda yang telah merajah tubuhnya dengan tato, dalam perjalanannya, mereka pun sadar dan ingin menghapusnya. Karena menghapus tato juga menjadi komitmen seseorang yang ingin hijrah. Sayangnya, banyak yang merasa biaya tinggi menjadi kendala untuk melaksankannya.
Dengan hadirnya layanan hapus tato gratis ini merupakan salah satu solusi keresahan mereka.
Selain Lukman dan puluhan peserta lainnya, ada Andi Prasetyo, pemuda 26 tahun dan Aidah (35) juga ingin menghilangkan jejak tato di tubuhnya. Masalah kenapa bertato pun sama dengan Lukman, karena lingkungan yang mengarahkan.
Andi yang sehari-hari berbisnis kacamata di sekitaran Surabaya ini sudah bertekad untuk berhijrah. Tapi jejak tato di tubuhnya tetap menjadi beban tersendiri dalam perjalanan hidupnya. Karenanya, menghapusnya adalah solusinya.
“Agar ibadah lebih tenang. Karena kadang kalau shalat ada saja kendala, karena tato. Selalu terpikir sah tidak yah ibadah karena ada tato,” ujar Andi setelah proses penghapusan tato ditubuhnya.
Sementara Aidah dengan malu-malu didampingi suami dan anaknya untuk ikut program hapus tato. Perempuan yang kini telah menutup auratnya ini datang jauh-jauh berharap bisa menghapus tato yang ada di tangan, daerah dekat dan bagian dalam tubuhnya.
“Ya dulu buatnya gak mikir, untuk senang-senang saja, tidak taunya setelah mengerti hukum, ini dilarang agama. Saya menyesal,” ujarnya.

Ibu satu dua anak ini mengaku menyesal dan ingin menjadi tauladan bagi anak anaknya agar hal ini tidak ditiru.
Mengantar Jalan Hidayah
Dalam acara layanan hapus tato yang diselenggarakan di ruangan Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al-Hakim (STAIL) Surabaya ini ada sekitar 70 peserta yang hadir, 17 diantaranya adalah kaum hawa.
Kepala Program Hapus Tato IMS, Imron Faizin mengatakan, program hapus tato ini untuk memudahkan masyarakat yang ingin kembali pada kebaikan.
“Intinya, kami ingin memudahkan masyarakat untuk kembali meraih kebaikan dan sebab jalan hidayah, “ ujarnya kepada hidayatullah.com.
Meski program ini telah berjalan beberapa tahun, Imron kerap ikut sedih melihat penuturan masyarakat yang ikut program ini.
Ia bercerita, sebagian besar pemasang tato itu tidak memikirkan dampaknya saat gambar atau tulisan itu ditanam ditubuahnya.
“Ada seorang gadis belasan tahun menuliskan tato nama pacarnya di lengan. Eh, tidak tahunya, mereka akhirnya berpisah. Padahal tato sudah ditulis di lengan dan susah dihapus, “ ujar Imron.
Bahka ada peserta yang usianya belasan tahun kaget luar biasa, tahu-tahu dia mengidap virus HIV/AIDS.
“Mereka tak menyadari, virus itu masuk melalui jarum suntik saat ia memasang tato. Akhirnya keluarganya pinsan,” ujar Imron.
Melaui IMS, program hapus tato ini sudah berkeliling ke kota-kota besar Indonesia. Bulan lalu, IMS mengadakan acara di Balikpapan dan Bandung. Di dua tempat itu ada sekitar hampis 200 orang dilayani.
“Namanya, mengajak pada kebaikan, kami tak memberikan syarat-syarat yang merepotkan,” tambahnya.
Dengan hanya dua armada kendaraan yang baru dimiliki, IMS menggandeng beberapa pihak agar bisa membantu masyarakay yang membutuhkan hapus tato secara gratis. Sebelumnya, IMS bekerja sama Majelis Taklim Telkomsel (MTT), Pertamina Cilacap, BAZNAS, Mandiri Amal Insani, YBM PLN, Jt Clinik yang telah mendukung penuh operasional kegiatan.
Baca: Hapus Tato Gratis MTT-IMS, Pendaftarnya Dekati 2000 Orang
Imron mengatakan, sampai hari ini warga yang ikut hapus tato sekitar 3000 orang. Umumnya dari kalangan pengusaha, pegawai negeri sipil, TNI, Polri, mahasiswa, wiraswasta, wanita hingga anak-anak. Termasuk anak punk dan anak jalanan.
IMS berkeinginan di setiap kota memiliki mesin penghapus tato, agar masyarakat tidak sulit lagi mendapatkan pelayanan. Tentu saja, ia berharap ada lembaga dan donatur yang ikut ambil bagian. Maklum pembiayaan program ini tidaklah murah.
“Kami berharap di setiap kota memiliki mesin. Doakan saja dimudahkan Allah, “ ujarnya.
Setelah dari Surabaya, rombongan armada hapus tato IMS kini bergerak ke Lapas Kembangkuning Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah.
“Bismillah, sudah ada 70 napi yang menunggu untuk hapus tato, “ tambahnya.*/Rofi Munawar
Kontak IMS: 0813 8835 3030 (Call Center IMS) & 0815-1166-1002