BANYAK kecacatan media massa hari ini. Mulai cacat mentalnya hingga cacat spiritualnya. Mereka mengatasnamakan Islam tapi detik hingga detak nadi tulisannya untuk menjatuhkan sesama Muslim, paling tidak mengadu domba. Tak perlulah mengutip media asing yang memang hadirnya untuk merusak.
Jariku saja sebenarnya tak tertarik untuk memediakan apa yang terlihat di sisiku. Mulai dari pelayanan Khadim al-Haramain (Pelayan Dua Tanah Haram) yang dikomando Raja Salman, hingga tersedianya fasilitas fasilitas penunjang untuk jamaah haji yang datang dari (berbagai) penjuru dunia. Namun kisah berikut menarik untuk ditulis.
Tersedianya fasilitas medis di setiap penjuru kemah di Mina dan Muzdalifah adalah bahagian keseriusan pemerintahan Arab Saudi. Sumber air minum (tersedia) hampir setiap simpang jalan. Ma sha Allah.
Alhamdulillah, kami bahagian dari dhuyufurrahman, tamu-tamu mulia Allah yang mendapat jatah dari salah satu travel di Arab Saudi. Sebanyak 82 mahasiswa Jamiah Islamiah di Madinah Al-Munawwarah (Universitas Islam Madinah) diundang untuk berhaji Islam, haji pertama. Alhamdulillah.
Ternyata kami (baca: putra bangsa Indonesia) tidak sendiri. Ada juga dari negara lain. Filipina, Nepal, India, Thailand, Vietnam, dan negara tetangga lainnya. Mereka juga punya saudara-saudara TKI yang bekerja di Arab Saudi.
Ada hal yang menarik di tenda kami, yakni banyaknya pria bertato yang berhaji. Karena kami (mahasiswa Indonesia) satu tenda dengan ikhwah fil Islam dari negeri petinju masa kini, Manny Pacquiao (Pac-Man). Mereka yang sedikit membuat aku tergelitik menulis berita ini untuk hidayatullah.com.
Yang paling menarik adalah shalat wajib mereka selalu berjamaah. Seperti pada Selasa (22/09/2015), 8 Dzulhijjah 1436 H itu. Setelah shalat Zuhur, sekitar pukul 03.08 PM Waktu Arab Saudi, diadakan muhadarah oleh panitia. Setelah muhadarah (semacam pembelajaran. Red), mereka para ikhwah Filipina itu diminta oleh panitia dan muballigh untuk menelepon saudaranya atau mengirim pesan pendek. Dengan tujuan untuk mengajak masuk Islam.
Tidak butuh waktu berhari-hari, ternyata cara ini cukup ampuh untuk mengajak saudara-saudara di Tanah Air mereka masuk Islam. Dengan bimbingan oleh panitia dan muballighnya untuk bersyahadat.
Lewat pesawat telepon yang cukup jelas terdengar, calon Muslim di seberang sana diajak oleh ustadz untuk bersyahadat.
“Ash hadu… Ash hadu… An la ilaha illa Allah. Wa anna Muhammadan Rasulullah…” dengan tertatih-tatih mereka bisa ikut sampai selesai.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!”
Takbir bersahutan, sebagai sambutan dari ikhwah-nya yang sedang berhaji atas berislamnya keluarga mereka di tanah leluhurnya. Tercatat 47 orang masuk Islam lewat sambungan telepon.
“Allahu Akbar!”
“Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illa Allah, wallahu akbar.”
Semoga yang di Tanah Air, besok (Rabu/23/09/2015. Red) ikut menguatkan doa-doa kami di Padang Arafah, lewat puasa yang disunnahkan oleh Baginda Nabiullah Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam.*/Imam Muhammad, mahasiswa Universitas Islam Madinah