Hidayatullah.com—Satu dari empat keluarga di Turki menilai memukul anak sebagai sebuah kenormalan, ungkap sebuah studi.
Dilansir Hurriyet Daily News (20/11/2013), sekitar 40 persen keluarga mengatakan anak-anak tidak bisa didisiplinkan tanpa ditakut-takuti oleh orangtuanya, sementara 24,7 persen di antara mereka mengatakan anak-anak boleh dipukul tanpa bermaksud menyakitinya.
Lebih dari10 persen keluarga mengatakan memukul anak atau menjewer telinganya lebih baik ketimbang memarahinya dengan teriakan atau suara keras.
Sedangkan yang berpendapat pemukulan terhadap anak harus dilarang sama sekali mencapai 57 persen.
Keluarga yang menganggap pukulan terhadap anak sebagai cara terakhir –setelah berbagai metode dilakukan– untuk mengontrol mereka jumlahnya 38,6 persen.
Menurut 464 keluarga yang diteliti oleh Institut Kesehatan Masyarakat Universitas Heceteppe itu, ada anak yang “bisa dipukul” dan ada yang “tidak bisa dipukul.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebanyak 14,3 persen orangtua mengatakan anak laki-laki bisa dipukul jika membangkang terhadap orangtuanya, sementara anak perempuan tidak karena mereka lebih rapuh. Sementara 6,7 persen responden mengatakan, memukul anak kecil sebagai hukuman tidak apa-apa, tetapi anak yang lebihbesar tidak bisa dipukul.*