Hidayatullah.com—Kecepatan streaming YouTube di Rusia akan diperlambat hingga 70% oleh pemerintah minggu ini.
Hal ini terjadi karena YouTube gagal mencabut pembatasan terhadap media milik Rusia di platform mereka dan menolak memblokir konten yang diduga menyebarkan berita palsu tentang media tersebut.
YouTube adalah salah satu platform yang masih dapat diakses di Rusia setelah konflik dengan Ukraina dimulai dua tahun lalu.
Namun, produsen konten di Rusia tidak dapat lagi menghasilkan pendapatan melalui platform tersebut.
Saluran berita Rusia seperti RT sudah diblokir dan penurunan kecepatan pada minggu ini merupakan hukuman atas kegagalan YouTube dalam mengikuti perintah pemerintah.
Sejak konflik dimulai, hambatan perdagangan dan teknologi telah diberlakukan terhadap Rusia. Perusahaan teknologi besar seperti Netflix dan Apple tidak lagi menawarkan produknya langsung di pasar Rusia.
Namun produk tersebut tetap bisa dibeli melalui pihak ketiga. Akses terhadap chip yang penting bagi infrastruktur TI juga terpengaruh.
Sementara itu, perusahaan Malaysia Jatronics Sdn Bhd termasuk di antara 300 perusahaan yang masuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat pada Mei lalu karena berurusan dengan Rusia.
Perusahaan yang beroperasi sejak 2003 ini dikabarkan telah mengirimkan komponen semikonduktor, wafer, dan microchip ke Rusia antara April hingga September 2022 senilai $3 juta.*