Hidayatullah.com—Meningkatnya penggunkan media sosial (medsos) melahirkan ancaman kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak secara online. Belum lagi maraknya aksi cyberbullying, grooming, scams, yang berdampak pada kesehatan mental anak dan remaja.
Tak sedikit kekerasan yang menimpa remaja membuat anak-anak tidak pernah menceritakan insiden yang dialami pada siapapun.
Guna mencegah gangguan kesehatan mental dan keamanan menggunakan media sosial sekelompok remaja di Surabaya membuat satu platform khusus sebagai tindakan pencegahan yakni, Hero Remaja.
Hero Remaja diinisiasi oleh sekelompok remaja yang bekerja sama dengan Yayasan PLATO, serta berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF.
Monita Rizkia Taufani Ketua Forum Anak Surabaya mengatakan, saat ini Hero Remaja masih di tahap media sosial berupa akun Instagram.
“Kenapa di Instagram? Karena banyak anak muda yang lebih aktif di platform tersebut. Sehingga lebih mudah untuk reach (meraih) mereka di platform yang sama,” terangnya, Ahad (23/2/2025).
Platform instagram tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi terkait kesehatan mental. Sekaligus wadah bagi remaja di Surabaya untuk mecurahkan keluh kesahnya.
Melalui aplikasi Hero Remaja, juga akan menindaklanjuti keluhan para remaja jika membutuhkan tenaga profesional, seperti psikater.
Direktur Plato Foundation Dita Amalia menambahkan peluncuran platform ini masih dalam rangka memperingati Hari Internet Aman Sedunia yang jatuh pada 11 Februari 2025.
Tidak hanya itu, sebagai perwakilan anak muda, Monita lebih mudah berdialog dengan sesamanya serta menginfluensi mereka terkait isu-isu yang kerap dialami anak-anak.
“Jadi ketika anak-anak mendengarkan dialog dari orang dewasa mungkin mereka akan berpikir kalau itu nggak berarti apa-apa. Tapi ketika mereka mendengar dialog dari sesama anak, mungkin mereka akan lebih nyaman dan lebih paham,” ungkapnya.
Sementara itu, Milen Kidane Kepala Program Perlindungan Anak UNICEF mengatakan, dibutuhkan pondasi kuat untuk bisa aman dan memastikan anak-anak selamat di ruang digital.
Terlebih di kondisi disrupsi digital, dibutuhkan juga kolaborasi antara orang tua dan anak dalam memasuki ruang digital.
“Butuh komitmen untuk bijak dan cerdas dalam ruang digital dan bermedia sosial, butuh dialog yang baik antara orang tua dan anak,” kata Milen.
“Perlunya mendorong para pengguna internet dan media sosial khususnya anak untuk menikmati segala manfaatnya dan mengurangi berbagai risikonya melalui edukasi safe online atau internet aman,” tandasnya.* ss,jpn