Hidayatullah.com– Menurut tim ilmuwan, banyak bukti bahwa diet puasa (intermittent fasting bisa memicu peralihan metabolik, yang bisa memberikan efek bermanfaat bagi kesehatan seperti misalnya memperpanjang usia.
Sebuah laporan yang diterbitkan jurnal medis umum pekanan New England Journal of Medicine pada pekan in, Rabu (25/12/2019), mengungkapkan, makan pada rentang waktu enam jam dan berpuasa selama 18 jam bisa memicu peralihan metabolik dari energi berbasis glukosa menjadi energi berbasis keton, artinya sumber energi tubuh beralih dari gula ke lemak.
Peralihan metabolik, ungkap penelitian itu, bisa meningkatkan daya tahan terhadap stres, memperpanjang usia, serta menurunkan peluang terserang penyakit termasuk kanker dan obesitas.
Penelitian tersebut membeberkan, karena sebagian besar riset berfokus pada orang dewasa paruh baya dan anak muda yang kelebihan berat badan, dibutuhkan lebih banyak upaya untuk menemukan apakah berpuasa bagus untuk segmen populasi lainnya.
Baca: Kepala BKKBN: Puasa Senin-Kamis dan Mandi Tengah Malam Bikin Sehat
Mark Mattson, profesor ilmu saraf di Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat yang juga menjadi penulis dalam penelitian ini, mengatakan, Tim peneliti “tidak sepenuhnya memahami mekanisme spesifiknya,” tetapi dengan bimbingan dokter, diet puasa dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat kutip INI-Net, Jumat (27/12/2019).
Kata Mattson, ada dua bentuk puasa yang umum, yaitu puasa harian dengan aktivitas makan dibatasi waktu dan puasa selama dua hari dalam sepekan, dengan asupan makanan dibatasi 500 hingga 700 kalori pada waktu hari berpuasa.*