Hidayatullah.com—Sebanyak 95 persen kasus cacar monyet ditularkan melalui aktivitas seksual, menurut salah satu penelitian terbesar hingga saat ini dikutip AFP. Studi ini diterbitkan dalam publikasi New England Journal of Medicine saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperdebatkan apakah akan menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Dipimpin oleh para ilmuwan Queen Mary University of London, penelitian ini menganalisis 528 infeksi cacar monyet yang dikonfirmasi di 16 negara antara 27 April dan 24 Juni tahun ini. “Penting untuk ditekankan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual seperti yang dipahami secara tradisional karena dapat ditularkan melalui segala bentuk kontak,” kata penulis utama studi tersebut, John Thornhill.
“Namun, penelitian kami menemukan bahwa infeksi terbesar terkait dengan aktivitas seksual, terutama hubungan seks antar pria,” katanya. “Studi ini juga meningkatkan pemahaman tentang bagaimana cacar monyet menyebar dan kelompok yang diinfeksinya. Ini dapat membantu mengidentifikasi kasus baru dengan cepat dan memungkinkan kami untuk menawarkan strategi pencegahan.”
Secara keseluruhan, 98 persen pasien adalah laki-laki gay atau biseksual dengan 41 persen hidup dengan HIV, sedangkan usia rata-rata adalah 38 tahun. Median jumlah pasangan seksual pasien cacar monyet dalam tiga bulan sebelum infeksi adalah lima, sementara sepertiga mengunjungi tempat-tempat hiburan liar seperti pesta seks atau sauna. Meskipun aktivitas seksual adalah penyebab sebagian besar kasus cacar monyet, tim peneliti menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa virus dapat menyebar melalui kontak fisik apa pun termasuk tetesan pernapasan dan berpotensi menular melalui pakaian dan permukaan lainnya. Banyak pasien menunjukkan gejala yang sebelumnya tidak terkait dengan wabah cacar monyet termasuk ruam pada alat kelamin dan luka di mulut atau anus.*