KHATIB AL BAGHDADI meriwayatkan bahwa di majelis ilmu Abdurrahman bin Al Mahdi tidak ada yang berbicara, tidak pula ada yang meraut pensil, tidak pula ada yan tersenyum. Jika ada yang berbicara atau meraut pensil maka ia menghardik dan meninggalkan majelis.
Demikian pula apa yang dilakukan Ibnu Numair dalam majelis haditsnya, ia termasuk ulama yang keras dalam hal ini. Jika ia melihat ada yang meraut oensil maka berubahlah wajahnya.
Sedangkan mejelis Imam Waqi’ sendiri cukup tenang, seperti orang-orang yang sedang mendirikan shalat. (Al Jami’ li Ahlaqi Ar Rawi wa Adabi As Sami’, hal 84)”