SHALAHUDDIN AL AYUBI adalah seorang penguasa yang amat suka menyimak Al Qur`an. Bahkan tak jarang ketika menyimak, ia merenunginya dan meneteslah air matanya.
Jika ada yang datang kepadanya di malam hari di menaranya, ia memintanya untuk membaca Al Qur`an dua, tiga atau empat juz sedangkan ia mendengar.
Di pertemuan umum pembebas Al Aqsha ini meminta dibacakan Al Qur`an, yang mana tradisi yang berlaku dalam majelis seperti itu dibaca 21 ayat atau lebih.
Suatu saat Shalahuddin Al Ayubi menyaksikan ada anak kecil membaca Al Qur`an di hadapan ayahnya. Dan ia pun takjub dengan bacaan anak kecil tersebut. Shalahuddin Al Ayubi pun mendekati mereka berdua dan memberikan kepada anak kecil tersebut nafkah rutin bersal dari makanan miliknya. Juga mewakafkan bagian dari kebunnya untuk diberikan manfaatnya kepada si anak sekaligus sang ayah. (lihat, An Nawadir As Sulthaniyah wa Al Mahasin Al Yusufiyah, hal. 36)
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Al Muwaffiq Abdul Al Lathif sendiri mengatakan bahwa Shalahuddin sendiri hafal Al Qur`an. (Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 7/340).*